54

584 31 9
                                    

Jangan lupa untuk
Vote
Comment di setiap paragraf♥
Tambahkan ke readinglist♥
Follow me:')

•Play Charlie Puth — I Love You Dangerously•

Lagunya kali ini untuk Vano Bagaskara😍

Happy reading, Dear♥

"Maaf, maafkan aku. Aku tidak sengaja—"

"Kau?!"

Dua manusia berbeda jenis itu saling menatap dengan keterkejutan masing - masing. Kejadian yang tidak terduga membuat keduanya bertemu dengan cara yang kurang elegan.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Vano setelah dapat mengontrol dirinya.

"Aku — aku menginap disini."

"Melvin?"

"Dia di New York."

Kilatan mata lelah terpatri pada diri Vano yang masih rapi menggunakan jasnya di waktu malam. "Jadi tentang Melvin yang mengguncangkan gedung pencakar langit di New York itu benar?" Tanyanya dengan melanjutkan jalannya. Vano yakin gadis cantik yang biasanya terlihat selalu bersama sahabat brengseknya itu mengikutinya.

"Aku tidak tahu dan aku tidak peduli," aku Aurellia dengan jujur. Dirinya memang tidak tahu apa - apa selain Melvin di New York dan Bram yang tertembak. Dirinya juga tidak ingin repot - repot mencari tahu apa yang sedang pria itu lakukan disana. Aurellia masih kesal pada Melvin.

"Tumben sekali," terdengar nada cibiran yang Aurellia sadari. "Apa kau juga tidak tahu jika Melvin tertembak?"

Melvin tertembak? Tertembak?!

Tanpa sadar Aurellia menghentikan langkahnya dan untuk beberapa saat pandangannya kosong. Terlalu terkejut mendengar informasi dari Vano.

"Melihat reaksimu seperti ini, aku yakin jika kau tidak mengetahuinya." Perkataan Vano selanjutnya menyadarkan Aurellia dari shocknya. Bahkan pria bertubuh tinggi itu sudah membalikkan tubuhnya hanya untuk melihat reaksi Aurellia.

"Aku memang tidak ingin tahu." Aurellia mengedikkan bahunya dan kembali berjalan bersama Vano untuk memasuki lift. "Lalu kau sendiri ada apa disini?"

"Menghadiri rapat. Kau tahu 'kan seberapa menjengkelkannya Melvin, sudah jam sembilan malam pun aku masih harus mengurusi bisnisnya, sedangkan keparat satu itu aku yakin sedang meniduri para supermodel disana."

Pintu lift terbuka bersamaan dengan Aurellia dan Vano sampai di depan pintu. Tiga gadis remaja keluar dari lift dengan bercanda gurau tanpa memperhatikan sekitarnya. Seolah dunia hanya diisi tiga gadis itu.

"Lalu setelah rapat kau akan kemana?" Aurellia menggeser posisinya tiga langkah dari Vano.

"Pergi ke club milik Melvin yang ada disini. Sudah lama aku tidak mengecek kondisi club Melvin yang ada disini." Vano mendongakkan kepalanya memandang tanda di atas pintu lift yang menunjukkan angka 7.

"Oh begitu."

"Ya, kenapa kau menanyakan agendaku?"

Aurellia sedikit gelagapan. Dia hanya iseng menanyakan itu karena tidak terlalu suka pada suasana dingin padahal jelas mereka berdua saling mengenal. Rasanya terlalu kosong dan dingin jika bersama Vano.

Dentingan menggema, menandakan mereka sampai pada lantai yang mereka tuju. Sepanjang lorong yang terlihat hanya kesepian yang mereka dapat. Khas hotel berbintang.

MELVIN & AURELLIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang