"Kedatanganmu selalu membuatku kesal,namun setidaknya aku bisa melupakan dia dalam sesaat"...
"Len,Lenaa" panggil David sedikit panik yang sedang menuju meja Aleena dengan membawa sebuah kantong.
"Apaan sih,lo bawakan semua bahannya?" tanyanya menyelidik.
"Ba.wa" jawab David
"Trus kalo bawa kenapa panik?" tanyanya sambil mengeluarkan jas putihnya dari dalam tas.
"Gua bawa bahannya tapi ada yang ketinggalan 1" kata David perlahan sepertinya ia takut kalau Aleena marah karena sebelumnya ia sudah janji.
Aleena langsung menoleh menatap David tajam,"Kan lo bilang lo yang bawa semua bahannya dan sekarang pas udah mau mulai baru bilang!" kesalnya
"Ya,ya maaf" kata David sambil menggaruk tengkuknya.
Deolin yang sedang di meja Bintang menoleh pada mejanya karena mendengar Aleena yang sedang berargumen dengan David.
"Hahha,baguslah dari pada diem mulu" gumamnya dalam hati sambil memperhatikan interaksi mereka.
"Maaf,maaf,trus sekarang gimana? tuh yang lain udah pada ke laboratorium" katanya kesal sambil melihat ke seluruh kelas yang hanya tersisa teman-teman nya yang sesi dua dan beberapa yang belum ke laboratorium termasuk Deolin. Tanpa sengaja Aleena melihat Deolin yang sedang melihat ke arahnya sambil menahan tawanya.
"Gimana?!" tanyanya lagi.
David berpikir sesaat,"Eum bentar" kata David pergi ke meja sahabatnya yang sesi 2,Aleena hanya memperhatikan saja.
"Fi lu bawa bekel ga?" tanya David pada sahabatnya Raffi.
"Bawa,kenapa emang?" balas Raffi sambil mengeluarkan tempat makannya dari dalam tas.
David membuka tempat makan Raffi dan beruntung karena Raffi belum memakannya dengan cepat ia merobek kertas dari buku yang berada di meja Raffi. Lalu mengambil nasi putih itu menggunakan sendok yang tertempel di tutup tempat makan Raffi."Gua minta yaa,gua lupa kaga bawa nasinya buat praktek" jelasnya sambil menyendokkan nasi itu ke kertas sebagai alasnya.
"Ah sialan lo,kertas gua nasi gua juga lo embat!" protes Raffi sambil memperhatikan pergerakan David.
"Shut dari pada si Lena marah" sahutnya tak peduli dengan ocehan Raffi.
Raffi memutar bola matanya,"Lagian lo tibang nasi aja kaga bawa" kata Raffi menyalahkan David juga.
"Shutt berisik lo!" sahutnya sedikit berteriak karena sudah pergi kembali ke meja Aleena.
"Nasi gua jadi berkurangkan!" balas Raffi yang masih belum terima karena jatah bekalnya berkurang.
"Lebay lo!" ucapnya lagi.
David kembali menghampiri Aleena yang sudah menunggunya kesal karena David ia jadi telat masuk ke laboratorium. Kini Aleena melipat kedua tangannya di depan dadanya.
"Nih Len,ayo ke laboratorium" ajak David sambil mengambil katongnya di atas meja.
Aleena melihatnya,"Lo ga kasian apa sama temen lo,jatah makannya di ambil,kalo dia laper gimana karena kurang makannya gara-gara nasinya lo ambil!" serunya lalu pergi meninggalkan David karena sudah kesal.
Sebelum keluar kelas Aleena menghampiri Raffi terlebih dahulu,"Nih Fi gua ganti jatah lo" katanya sambil memberikan kotak plastik kecil yang berisikan nasi yang jauh lebih banyak dari yang David ambil.
"Oh iya makasih Len" kata Raffi ramah,dan dibalas dengan anggukan lalu pergi keluar kelas.
David hanya memperhatikan kegiatan Aleena ia tidak percaya kalau ia sedang di kerjai oleh Aleena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in silence
Teen FictionSebuah kisah perjalanan cinta Aleena Fabrisia Zeline, Aleena biasa dikenal dengan gadis pendiam dan belum pernah merasakan jauh cinta, dan ini saat pertamanya.. "Ah elah ga usah bertele-tele dah langsung intinya aja" acuh Aleena, "Ok,ok gu..GUA MAU...