33

20 4 0
                                    


"Ku kira ia akan berubah dan menghindariku,ternyata ku salah"

- Aleena -

...

Bugh!

Karena tidak melihat jalan Aleena tidak sengaja menabrak seseorang tampaklah dada bidang di hadapannya,dengan cepat Aleena menjauhkan badannya.

"Sorry" cicitnya lalu melihat siapa yang berada di hadapannya.

Dan ternyata seseorang yang sedari tadi ia cari,siapa lagi kalau bukan Vino. Selama 2 minggu ini Aleena jarang sekali melihat Vino padahal masih satu lingkungan.

"Sorry gua ga sengaja,gu.gua du.luan ya" katanya sedikit gugup Aleena melanjutkan langkahnya,namun tangannya di cekal.

Perasaan Aleena sudah bercampur - campur,ia senang bisa berinteraksi lagi dengan Vino setelah dua minggu ini namun ia juga takut jika ada yang melihatnya apa lagi kalau yang melihatnya itu cewenya,Friska.

Matilah sudah Aleena,Level terendahnya paling cuma di sinisin tapi kalau sudah di level tertingginya bisa - bisa hidup Aleena tidak tenang karena terorannya. Membayangkannya saja Aleena tidak kuat apalagi menjadi kenyataan.

"Lu ga mau ngasih kartu undangan gitu ke gua?" tanya Vino pada Aleena yang sudah berada di hadapannya lagi,"Oh apa lu dah lupa ya sama gua?" lanjutnya.

Aleena memutar bola matanya sambil melepaskan cekalan Vino,"Ck,dari tadi gua sama Olin udah nyariin lu kemana - mana tapi lu nya ga ada" jawab Aleena apa adanya,"Lagian lu kemana si di cariin ga ada!?" tanya Aleena

Vino yang melihat ocehan Aleena berhasil melukiskan lengkungan di bibirnya,"Hehe,tadi gua ada rapat sama calon - calon ketos di ruang guru pas istirahat" jelasnya,sedangkan Aleena memalingkan wajahnya sambil memajukan bibirnya hingga terlihat gemas sekali.

Vino menarik kedua pipi Aleena karena tidak tahan melihat wajah Aleena yang menggemaskan. Untung saja sudah mulai sepi jadi tidak ada yang melihat aksi jahil Vino pada Aleena.

Sontak Aleena kaget,"Aw,vin lepasin sakit tau.." pinta Aleena namun Vino masih saja belum mau melepaskan tangannya.

"Ersya lepasin.." pinta Aleena lagi,Vino yang mendengar Aleena memanggilnya dengan nama itu lagi membuat ia terdiam sejenak dan dengan mudah Aleena melepaskan kedua tangan Vino pada pipinya.

"Astagfirullah grab gua! Ah lo sii" ingat Aleena sambil menepuk dahinya

Vino yang tersadar akan lamunanya,"Eh Len mana undangannya?" tanya Vino sebelum Aleena melanjutkan langkahnya.

"Oh iya lupa,hehehe" kata Aleena kembali sambil mencari kartu undangannya untuk Vino,sampai akhirnya ketemu.

"Nih,dateng loh!" perintah Aleena sambil memberikan kartunya.

"Siap" ucap Vino.

"Yaudah gua duluan ya bye" pamit Aleena lalu kembali melangkahkan kaki dengan cepat.

Aleena menoleh,"Gua harap lo dateng Sya!" jerit Aleena pada Vino yang masih berdiri di tempat yang sama.

Vino mengangkat kepalanya,"Pasti Len!" jawabnya dengan di sertai senyuman manis yang sudah lama Aleena tidak melihatnya,Aleena pun membalas senyuman itu. Lalu kembali berjalan menuju gerbang sekolah dengan langkah yang semakin cepat.

"Aleena ya pak?" tanya Aleena pada ojek online yang seperti sudah cukup lama menunggunnya.

"Oh iya,kak Aleena" jawabnya ramah.

Love in silenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang