Cup
Bibir Aleena mengenai pipi Vino yang sangat mulus putih bersih itu, mereka berdua sama-sama terkejut dengan hal yang tanpa disengaja itu, akh.
Vino terdiam menatap kedepan sementara Aleena diam menatap pipi yang tadi tanpa sengaja mengenai bibirnya, beberapa detik kemudian Aleena tersadar dan memilih meninggalkan Vino yang masih terdiam saja ntah apa yang ada di pikirannya saat ini,
Jantung Aleena berdetak sangat cepat seperti sudah lari berpuluh-puluh kilometer, jujur ini baru kali pertamanya ia merasakan seperti itu,
Vino kembali menghampiri Aleena seolah tidak terjadi sesuatu, "Eum Sya maaf ya tadi gua bener-bener ga sengaja kok, suer.." sambil mengangkat 2 jarinya membentuk huruf V,
"Emang tadi lu ngapain?" tanya Vino jahil seolah tidak tau apa yang telah terjadi, sementara tatapan Aleena berubah dari yang sendu menjadi kesal,
"Iih" lirihnya lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain, Vino mengangkat bahunya sambil terkekeh,
"Udah ayo di makann" ajak Vino sambil membalikkan posisi Aleena kembali menghadapnya, Vino membukakan tutup dari box itu yang berisikan sepaket nasi dan lauknya,
Mata Aleena berbinar melihat makanan yang di bawakan Vino sangat terlihat enak dan menggiurkan hingga tanpa sadar ia malah memperhatikan box itu saja,
"Ayo dimakan kok di liatin aja?" ujar Vino, Aleena tersadar dari lamunannya, "Mau gua suapin?" lanjutnya sambil menyendoki nasi itu bersiap masuk kedalam mulut Aleena,
"Ngga, gua sakit perut bukan lumpuh" balasnya namun sambil menyuap sesendok nasi dihadapannya itu, membuat mereka berdua tertawa,
Tiba-tiba disaat mereka berdua sedang tertawa muncullah seseorang di balik tirai, "Udah ga sakit?" tanyanya, seketika tawa mereka berdua berhenti setelah melihat kedatangan David yang tiba-tiba,
Aleena hanya menganggukan kepalanya saja sambil mengunyah sisa makanan di mulutnya, David juga mengangguk lalu melangkah maju menghampiri Aleena dan menghiraukan keberadaan Vino,
"Yaudah ayo ke kelas lagi" ajak David sambil menarik tangan Aleena, Vino yang tidak suka melihat perilaku David terhadap Aleena yang seperti itu bangun dari duduknya lalu menatap tajam David,
David juga membalas tatapan itu dengan sinis, Aleena yang menyadari memilih untuk mengikuti ajakan David menghidari adanya keributan, ntah dalam pikiran mereka bagaimana sekarang.
Aleena melihat mereka berdua bergantian, "Aduuh, apaan sii, yaudah Vin gua balik ke kelas dulu yaa" pamitnya, "Oh yaa ini gua bawa yaa" lanjutnya mengambil box nasi itu,
Namun David merebutnya dan menyimpannya kembali, "Gausah di bawa, ayo." ucapnya lalu langsung menggandeng tangan Aleena dan membawanya keluar dari ruangan ini,
"Akh,akh, apa-apaan sii Dav!" sergahnya melepaskan gandengan David, "Apa-apaan apa? Lu mau makanan tadi? Ntar gua beliin lagi oh atau emang lu mau berduan sama si Vino hah?!" cetus David kesal, cemburu? hm mungkin.
Aleena diam dengan tatapan tajam mendengarkan cetusan David, Aleena kesal sekali dengan sikap David yang seperti itu dan lebih baik ia meninggalkannya sendiri saja.
Aleena pergi, "Lah kok pergi? Marah? Kan harusnya gua yang marah seenaknya dia berduan sama si ketos!" dumel David sambil melihat punggung Aleena yang semakin menjauh,
Pintu kelas terbuka namun tidak ada yang menghiraukan semua asik dengan dunianya masing-masing dikarenakan tidak ada guru yang memasuki kelas, Aleena mengeratkan ikatan jas Vino yang melingkar di pinggangnya sebelum memasuki kelas,
![](https://img.wattpad.com/cover/210965020-288-k163252.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in silence
Ficção AdolescenteSebuah kisah perjalanan cinta Aleena Fabrisia Zeline, Aleena biasa dikenal dengan gadis pendiam dan belum pernah merasakan jauh cinta, dan ini saat pertamanya.. "Ah elah ga usah bertele-tele dah langsung intinya aja" acuh Aleena, "Ok,ok gu..GUA MAU...