"Fisik, keahlian, kepopuleran, dan kesuksesan akan tetap di pandang sebelah mata jika sifat dan sikap buruk atau tidak sesuai dengan yang mereka harapkan"...
"Len balik bareng gua aja" tawar Vino yang sudah menaiki motornya,begitu pun dengan Deolin yang sedang memundurkan motornya dari parkiran.
Sedangkan Aleena tengah berdiri sambil memegang handphonenya untuk memesan ojek online.
Aleena menoleh,"Ah gausah gua naik grab aja" tolaknya,namun Deolin menyauti untuk menerima saja tawaran dari Vino.
"Udah Len,bareng si Vino aja..dari pada lama nunggu grab" sahut Deolin,Aleena membenarkan sahutan Deolin tapi ia tetap bingung karena ia mau mencoba membatasi dengan Vino karena hubungan Vino dengan pacarnya semakin dekat ia tidak mau merusaknya,tapi di lubuk hatinya ia masih mencintainya.
"Udah buru,tar keburu maghrib" kata Vino sambil memasangkan helm yang satunya helm putih yang selalu ia pakai,sontak Aleena terkejut dan tersadar dari lamunannya tadi.
"Vin,Len gua duluan ya,bye" pamit Deolin,mereka berdua menoleh Aleena hanya mengangguk saja karena baru tersadar dari lamunannya.
Vino mengangguk,"Iya Lin ati-ati" ucapnya,lalu kembali melihat Aleena yang diam saja.
Vino memutar bola matanya,"Udah Ayo.." ajaknya lagi,
"Ta..tapi-" balasnya namun Vino mengintrupsi dan mengisyaratkannya untuk naik. Dan anehnya Aleena menuruti Vino untuk naik ke atas motornya.
Sepanjang perjalanan mereka berdua hanya berdiam saja tidak ada yang memulai pembicaraan. Hingga motor Vino berhenti di rumah putih ini,Aleena turun lalu memberikan helm yang ia pakai ini kepada Vino.
"Makasih ya" katanya,Vino menganggukan kepalanya sebagai balasan.
"Yaudah sana lo masuk,bentar lagi maghrib" pinta Vino sambil tersenyum.
Aleena tersenyum tipis,"Yaudah gua masuk ya,lo ati-ati di jalan" balasnya,melangkah memasuki pagar rumahnya.
"Siap.." kata Vino sambil kembali memakai helmnya,lalu menghidupkan kembali mesin motornya.
Vino melambaikan tangannya dan Aleena yang masih berdiri di depan pagar membalas lambai tangan Vino,lalu Vino meninggalkan pekarangan rumah putih ini dan Aleena pun memasuki rumahnya.
***
Minggu ini hampir seluruh warga SMA GARUDA sangat sibuk untuk menyiapkan lomba tahunan nanti. Anggota OSIS sibuk dengan berbagai tugasnya,tim basket pun sibuk latihan kali ini mereka hampir setiap hari latihan untuk menyiapkan di perlombaan nanti dan guru-guru juga sibuk mengatur segala hal, sehingga para murid yang hanya anggota saja sering terlantar karena sudah bebas juga.
"Len,lo sama Aga udah ga deket lagi yaa?" tanya Deolin heran karena setelah hari terakhir ujian ia tidak melihat Aleena dekat lagi dengan Aga.
Aleena yang sedang asik memainkan handphonenya karena kebetulan di jam ini tidak ada guru yang masuk karena sedang mempersiapkan lomba,"Kan emang ga deket" sahutnya.
"Abisnya gua liat si Aga kaya naksir sama lo waktu itu" ucap Deolin
"Apaan sih Lin,emang gitu dia orangnya" balasnya dengan perhatiannya masih pada handphonenya.
Deolin memutar bola matanya jengah,karena sedari tadi ia bicara panjang lebar pada Aleena namun Aleena hanya menyauti apaadanya saja,bahkan menoleh saja tidak ia hanya melihat pada handphonenya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in silence
Teen FictionSebuah kisah perjalanan cinta Aleena Fabrisia Zeline, Aleena biasa dikenal dengan gadis pendiam dan belum pernah merasakan jauh cinta, dan ini saat pertamanya.. "Ah elah ga usah bertele-tele dah langsung intinya aja" acuh Aleena, "Ok,ok gu..GUA MAU...