67

8 1 0
                                    


"Aneh ga si sikapnya yang seperti itu, mengapa seperti itu?
Akh, Aku tidak mengerti!"

...

"Kenapa Len?" tanya Alula,

"Si Reynand ada dimana-mana deh, muncul mulu perasaan" ungkap Alisa

"Ntah" jawabnya bingung menjawab apa, karena dia sendiri tidak tau mengapa Reynand selalu ada dimana-mana.

Dikarenakan hari ini ialah hari terakhir mereka berada di kota ini, kota penuh memori terutama bagi Aleena yang di setiap harinya ada kejutan yang sama sekali tidak di sangka, walau tidak semuanya kejutan yang baik. Selesai rutinitas malam Aleena dan teman-temannya merapihkan barang-barang yang mereka bawa hingga rapi tanpa terkecuali karena besok bis mereka berangkat sekitar jam 5 pagi.

Dihari ini dengan langit yang masih gelap, seluruh murid SMA GARUDA sudah bersiap untuk kembali ke kota asalnya Kota Bandung, seperti biasanya Aleena duduk di samping kaca yang tentu sebelahnya Deolin.

Sudah 4 jam perjalanan kini mereka sudah menyeberang ke Dermaga Ketapang, dimana sudah tidak ada lagi jalur perairan dalam perjalanan, tidak tau mengapa Aleena tiba-tiba merasa tidak enak badannya mungkin memang kemarin badan Aleena belum stabil dan terkena angin laut.

Aleena menahannya hingga bis berhenti di rest area untuk melakukan sholat dzuhur dan makan siang, tidak lama mereka harus kembali ke bis masing-masing, Deolin yang tanpa sengaja melihat wajah Aleena yang memucat kawatir,

"Loh Len muka lu kok pucet? Lo sakit?" tanya Deolin kawatir,

Aleena menggulung mulutnya berupaya menutupi kepucatannya, karena ia tidak mau merepotkan lagi, namun hal itu percuma karena sudah jelas kalau wajah Aleena pucat, Deolin yang panik dan kawatir membuat David yang baru saja berjalan menuju kursinya bertanya,

David melirik Aleena, sontak terkejut dengan kondisinya, "Lenn,lo kenapa kok pucet ginii? Lena kenapa Lin?" tanyanya,

Deolin menggelengkan kepalanya tidak tau menau, "Ga tau gua juga"

"Lah gimana lo kan temennya" ujar Raffi yang juga berada di belakang David,

"Gua ga tauu" balas Deolin yang malah berdebat dengan Raffi,

David yang risih mendengar perdebatan antara Raffi dan Deolin, "Akh lo pada mending cari Pak Aris deh sama Dokter dari travelnya!" perintah David,

"Ga usahh gua gapapa kok,cuma butuh istirahat aja udah cukup" sahutnya yang sedari tadi hanya diam saja mendengarkan argumen mereka,n

David menoleh, "Tapi Len..muka lo pucett" ucapnya lembut sambil duduk di kursi Deolin karena Deolin yang sudah bangun dari duduknya, sebab kesal dengan Raffi hingga dia bangun dari duduknya,

"Ngga, gapapa"

David menatap Aleena kawatir, "Yaudahh" ucapnya

Namun tetap saja David tidak diam, ia tetap meminta Raffi dan Deolin mencari Pak Aris dan Dokter dari Travel untuk memeriksa Aleena.

Bis sudah jalan dan kebetulan Dokter itu sedang berada di bis mereka, Pak Aris dan Dokter itu menghampiri Aleena,

"Aleena, kamu kenapa?" tanya Pak Aris

Aleena menoleh, "Eum, gapapa Pak" ucapnya,

Pak Aris tersenyum,"Gapapa ya? Kok mukanya pucet" sahutnya,

Dokter Travel itu memegang dahi Aleena yang benar dugaannya,"Cukup panas, kamu pusing ga?" tanyanya,

David menoleh pada Aleena dan menaruh punggung tangannya ke dahi Aleena dan benar saja apa kata Dokter badan Aleena cukup panas,

Love in silenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang