"Bagaikan mimpi yang terwujud
tapi tak bisa ku terima sepenuhnya
Mungkin dikemudian hari atau
tidak sama sekali ku bisa penuhi"...
"Oh iya Len lu bareng Vino aja ke sekolahnya" seru Airin kepada Aleena,Aleena pun merasa jantungnya berdenyut dengan cepat.
"Loh kok?" tukas Aleena sementara Airin langsung berlari kembali ke dalam mobilnya dan mengendarakan kembali mobilnya.
Aleena pun menatap Reina sendu dan meminta kalau ia pergi menggunakan ojek online saja menurutnya jauh lebih baik dari pada timbul masalah nanti. Namun disisi lain Aleena pun menginginkannya dan merasa senang sekali dengan perkataan kakaknya tadi.
Aleena memberi kode kepada Reina dengan mengangkat sebelah alisnya Reina pun mengerti apa yang dimaksud oleh putrinya ini oleh karena itu Reina memecahkan keheningan dengan mengangkat suara.
"Vino mama minta maaf sama omongan Airin tadi,biar Aleena naik ojek online aja gapapa kok" ujar Reina ramah kepada Vino
"Nah,bener tuh Vin gua berangkat naik ojek online aja" seru Aleena membenarkan ujaran Reina
Vino pun kebingungan karena tujuan ia datang ke rumah Aleena ya untuk mengajaknya berangkat ke sekolah bersama dan sekarang ia bingung harus bagaimana menjawabnya,pada akhirnya ia memutuskan untuk berkata apa adanya.
"Hehe,sebenernya gua kesini memang mau ngajak lo berangkat bareng" jelas Vino seraya menggaruk leher belakangnya yang sama sekali tidak gatal.
Saat mendengar itu rasanya senang sekali,mimpi apa ia semalam. Tapi Aleena harus tetap menyembunyikan perasaannya.
"Pantesan lo dateng ke sini pagi - pagi ada angin apaan nih?" lirih Aleena kepada Vino yang kini sedang melihat jam di tangannya.
Bukannya menjawab pertanyaan Aleena ia malah menarik tangan Aleena,"Udah yuk berangkat udah jam 6.20 nih" ajak Vino seraya menarik tangan Aleena dan Aleena pun menahannya.
"Iih tar dulu napa gua ambil tas dulu trus pamit main tarik aja" potong Aleena sementara itu Vino pun terkekeh dan Reina hanya tersenyum saja melihat tingkah kedua anak ABG ini.
Aleena pun masuk ke dalam rumahnya untuk mengambil tas sekolahnya lalu kembali ke teras rumah.
"Udah?" tanya Vino yang dibalas dengan anggukan Aleena lalu mereka pun pamit kepada Reina.
"Mah Lena berangkat sekolah dulu ya" kata Aleena tak lupa mencium tangan Reina lalu di ikuti Vino.
"Vino berangkat juga ya mama Lena" kata Vino sambil mencium tangan Reina.
Aleena dan Vino pun berjalan menuju Motor Vino yang parkir di depan teras rumah Aleena,Vino pun menaiki motornya lalu memakai helm dan menyalakan mesin motornya,tak lupa Vino memberikan sebuah Helm yang berwarna Putih modelnya berbeda dengan yang Vino pakai,helm yang Aleena pakai tidak full face namun tetap saja Aleena tidak mau memakainya.
"Oh iya nih pake!" pinta Vino untuk memakai helm putih itu namun Aleena hanya membalas dengan gelengan saja yang bertanda bahwa Aleena tidak mau memakainya.
"Kenapa? Ga bau kok cium deh" terang Vino
"Bukan..nanti rambut gua berantakan!" jelas Aleena kepada Vino dan di balas dengan senyuman saja oleh Vino
"Yaudah terserah mau di pake apa nggak kalo ngga di pake di pegang aja,buruan naik ntar kesiangan lo" sahut Vino
Aleena pun menaiki motor Vino dengan memegang pundak Vino sebagai tumpuan karena cukup tinggi jok belakangnya hingga membuat Aleena sedikit kesusahan dan setelah Aleena duduk dengan nyaman Vino pun menjalankan motornya keluar dari komplek perumahan Aleena. Dan Aleena pun dengan terpaksa memakai helm yang di pegangnya karena untuk keselamatan dan agar tidak ketahuan oleh siswa siswi SMA GARUDA sementara itu Vino yang melihatnya di kaca spion hanya tersenyum saja di balik helm fullfacenya itu dan melaju cepat hingga membuat Aleena kaget saat Vino mengerem mendadak dan Aleena pun reflek memeluk pinggang Vino dibalik helmnya Vino pun tersenyum dan meledek Aleena sedikit untuk menemani perjalanan ke sekolah.
"Ekhm kalo mau peluk,peluk aja kali haha" sindir Vino kepada Aleena yang reflek memeluk pinggangnya. Aleena pun tersadar lalu melepaskan tangannya dari pinggang Vino.
"Yeee lu mah,suruh siapa rem mendadak kan gua kaget" sergah Aleena kepada Vino seraya menoyor kepala Vino.
Hampir sampai ke sekolah Aleena baru saja ingat bahwa ia tidak mungkin ke area sekolah bersama dengan Vino apalagi kini Aleena sedang di bonceng oleh Vino bisa saja ia menjadi pusat perhatian seluruh murid SMA GARUDA belum lagi nanti banyak yang nanya - nanyalah,nyinyirlah uuh ribet. Aleena pun meminta Vino untuk berhenti perlu berkali kali Aleena meminta untuk menghentikan motornya Vino pun merasa bingung dan menghentikan motornya di pinggir jalan.
Aleena pun baru mengingatnya dan langsung meminta Vino untuk menghentikan motornya,"Vin..vin..berhentiin motornya! Vino..." Vino pun pura - pura tak mendengarnya hingga Aleena pun harus memukul pundak Vino.
"Vin..berhentiin ih motornya!" pinta Aleena
"Mau ngapain sih Len?" tanya Vino
"Udah buruan kepinggirin motornya" seru Aleena karena ia takut ada yang melihatnya
Vino pun mengikuti keinginan Aleena ia meminggirkan motornya dan Aleena pun langsung turun dari motor Vino dan melepas helm putih itu lalu mengembalikan lagi ke Vino dengan kebingungan Vino pun menerima helm tersebut.
"Kenapa,kok turun?" tanya Vino heran sambil memperhatikan Aleena yang sedang merapihkan rambutnya dan melihat ke sekitarnya.
"Gapapa gua ga mau bareng sampe sekolah nanti ribet" jawab Aleena sambil tetap memperhatikan sekitarnya takut saja ada yang melihatnya.
Vino pun mengerutkan dahinya,"Kenapa ribet?" tanya Vino heran
"Ah udah deh pokoknya ribet" sahut Aleena seraya memberhentikan angkutan umum dan untung saja angkutan umum tersebut kosong.
"Lah Len!" Vino pun memanggil Aleena namun nihil Aleena sudah naik ke angkutan umum tersebut yang mengarah ke sekolahnya.
Vino pun menyimpan helm putih itu di jok belakang dengan memasang tali agar helm itu tidak terjatuh lalu mengendarai kembali motornya menuju sekolahnya. Sesampai di sana Vino langsung memarkirkan motornya di sebelah motor Arsya di tempat biasanya mereka memarkirkan motornya. Ketika Vino turun dari motor banyak sekali fans - fans Vino yang rata - rata adik kelas hanya untuk menyapanya sebelum berjalan menuju kelas."Hallo Kak Vino..." ujar salah satu Adik kelas
"Kak Vino.." seraya mengedipkan sebelah matanya,Vino yang melihatnya merasa geli sendiri.
"Hai Vino nih sarapan buat kamu" ujar seorang cewe seraya memberikan sebuah kotak makan sedangkan Vino menolaknya dan tersenyum saja namun cewe tersebut memaksa Vino untuk menerimanya mau tidak mau Vino pun menerimanya dan meninggalkan mereka semua.
Disisi lain Aleena yang baru saja turun dari angkutan umum tepat di depan gerbang sekolah benar saja apa dugaannya Aleena melihat Vino yang baru saja turun dari motornya dan langsung para fansnya mengelilingi Vino hingga ia sulit untuk berjalan. Kalau saja tadi Aleena tetap berangkat bareng dengan Vino pasti bakalan di tuduhlah,ditanyainlah,atau bahkan bisa bisa mereka meneror Aleena,membayangkannya saja sudah serem,ribet huh.
"Untung tadi gua ga bareng Vino sampai sekolah,bisa bisa hidup gua ga tenang nih,huh selamet..." gumam Aleena dalam hati sambil mengelus dadanya.
Aleena pun berjalan memasuki area sekolah sambil mengechat Vino dan tiba - tiba ia menabrak seseorang yang sedang berlari di koridor hingga handphone Aleena pun terjatuh.
"Haduh...handphone gue..." jerit Aleena sambil mengambil handphonenya
"Uh maaf ya ga sengaja,gapapa kan handphonenya" katanya merasa bersalah kepada Aleena
"Hmm iya gapapa" sahut Aleena dan melanjutkan berjalan menuju kelasnyaSeseorang itu pun merasa heran dan bahkan ia ingin mengenal Aleena lebih lanjut,menurutnya cukup menarik.
"Hm menarik" gumamnya sambil melihat Aleena dari belakang.
TBC
~~~~~~~Maaf tolong minta VOTE nya ya...
Aku butuh dukungan dari kalian nih..
.
.
.
Terus lanjut baca ya..
Siapa tau di part selanjutnya suka😊Maaf kalo ada typo
dimana-mana 😅23 Maret 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in silence
Fiksi RemajaSebuah kisah perjalanan cinta Aleena Fabrisia Zeline, Aleena biasa dikenal dengan gadis pendiam dan belum pernah merasakan jauh cinta, dan ini saat pertamanya.. "Ah elah ga usah bertele-tele dah langsung intinya aja" acuh Aleena, "Ok,ok gu..GUA MAU...