"Kamu itu aneh.
Aneh sekali.Kadang,kamu berhasil menbuatku merasa seolah satu - satunya.
Membuatku tersipu malu karena merasa terpenting dan segalanya.
Tapi semudah membalikkan telapak tangan dalam sekejap"...
"
Nih pake" pinta Vino sambil memberikan jaket abu - abu itu dan meminta Aleena untuk memakainya. Aleena pun hanya mengangguk dan menerima jaket tersebut.
Aleena pun berusaha mekainya namun ia ribet akan tasnya,sehingga tasnya di ambil oleh Vino dan membuat Aleena memakainya dengan mudah. Setelah itu Vino kembali menyerahkan tas Aleena bingung atas semua perlakuan Vino hari ini dan memilih untuk diam.
Setelah selesai sudah semuanya Vino pun menggandeng tangan Aleena berjalan menuju motornya yang sudah terparkir rapi di luar pagar dan tak lupa ada helm hitam fullface di atasnya. Kemudian Vino menyerahkan helm putih yang selalu Aleena pakai mungkin sampai saat ini Aleena belum melihat ada yang memakainya selain dia sendiri.
Mereka pun meninggalkan pekarangan rumah dan sepanjang perjalanan tidak ada satu pun yang bicara melainkan hanya keheningan malam yang menemani mereka di perjalanan.
Tidak membutuhkan waktu yang lama, akhirnya mereka sampai di rumah Aleena dan Aleena pun turun dengan diam tanpa mengeluarkan kata - kata, karena kini Aleena masih bingung dengan semua perlakuan Vino kali ini begitu pun dengan perasaan Aleena sendiri. Kini Aleena masih berdiam di depan Vino yang masih duduk di atas motornya. Lalu Aleena memberanikan diri untuk berbicara dengan Vino.
"Thanks ya" ucap Aleena dengan senyuman manisnya dan Vino menganggukan kepalanya pelan dengan lengkungan di bibirnya.
"Iya sama - sama, gua juga makasih ya lo udah kompresin nih muka gua" ujar Vino membalasnya
Aleena mengangguk pelan, "Iya gapapa kok" ucap Aleena
Dalam beberapa detik mata mereka bertemu dan saling menatap lebih dalam dan Aleena yang merasa bahwa mukanya mulai merah pun memecahkan keheningan ini.
"Oh ya Vin ini jaket lo gua cuci dulu ya nanti gua balikin" ucap Aleena memecahkan keheningan
"Oh iya santai aja,gak usah di balikin juga gapapa" jawab Vino santai
Lalu Aleena pun mulai ingat apa maksud dan tujuan Vino memintanya tadi selepas pulang sekolah untuk pulang bareng yang pada akhirnya Aleena di ajak ke rumah Vino. Aleena memberanikan diri untuk menanyakan hal itu sebelum Vino pulang.
"Oh ya Vin,maksud dan tujuan lo waktu pulang sekolah ajak gua pulang bareng apaan ya?" tanya Aleena sedikit heran
Vino berpikir untuk mengingatnya,"Oh itu,tadinya gua mau ajak lo cari hadiah buat si Friska dan sama sekalian gua mau nanya - nanya ke lo tentang rencananya" jawab Vino sesantai mungkin.
Aleena yang mendengarnya,seolah kini dia sedang terbang tinggi ke langit namun di jatuhkan dengan tiba - tiba ke dasar bumi,begitu kira - kira yang di rasakan Aleena saat ini,kalau tau itu jawabannya mungkin Aleena tidak akan pernah menanyakan pertanyaan seperti tadi yang hanya membuat sesak di dadanya. Namun mau tidak mau Aleena harus tetap memperlihatkan wajahnya seolah - olah tidak ada masalah.
"Oh gitu ya" ucap Aleena dan senyuman yang terpaksa. Vino hanya menganggukan kepalanya saja.
"Kenapa sih Vin lo tuh hobinya bikin gua terbang dan dengan mudahnya lo jatuhin gua lagi,semoga suatu saat nanti perasaan lo sama apa yang gua rasain saat ini,menginginkan lo seutuhnya bukan hanya terikat dengan kata 'Sahabat',Amin.." gumam Aleena dalam hati yang kini tatapannya bertemu lagi dan meraka saling menatap dalam - dalam untuk beberapa detik hingga tatapan mereka pun terpecahkan oleh suara yang berasal dari handphone Vino yang menunjukan ada panggilan dari kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in silence
Teen FictionSebuah kisah perjalanan cinta Aleena Fabrisia Zeline, Aleena biasa dikenal dengan gadis pendiam dan belum pernah merasakan jauh cinta, dan ini saat pertamanya.. "Ah elah ga usah bertele-tele dah langsung intinya aja" acuh Aleena, "Ok,ok gu..GUA MAU...