"Kita kan ada pertemuan olim sayang.." balas David lembut,Aleena menghentikan langkahnya, "Oh iyaa" ucapnya baru mengingatnya lalu melihat apa saja yang dia bawa dan ditangannya hanya sekotak susu yang tadi di berikan David,
"Gua ga bawa apa-apa.." ujarnya merengek seperti anak kecil,
David yang gemas, "Ahahahha ututu gapapa sayang.." katanya sambil menyentuh-nyentuh hidung mungil Aleena,
Mata Aleena membola mendengar kata "Sayang" yang keluar dati mulut orang di depannya ini,
"Hah! Sayang!" cetusnya mengulang sambil menjauhi wajahnya agar jari telunjuk itu berhenti mengenai hidungnya,
David tersenyum, "Kan emang sayang.." ungkapnya lembut sambil merapikan rambut Aleena,
"Apaan sih!" ujarnya menepis tangan David lalu meninggalkannya sendiri,
"Ahahahh ayolah Len, gua sayang sama lu!" katanya sambil terkekeh, tanpa di sangka ada seseorang yang mendengarnya di balik dinding koridor,
Argh!
"Anj!"
Sambil meninju tembok yang tidak bersalah itu, hingga tangannya memerah karena tinjuannya yang cukup keras melampiaskan kekesalanya atas apa yang dia dengar tadi,
Aleena, David dan yang lain pun sudah berada di ruangan ini terkecuali Vino yang belum terlihat oleh pandangan Aleena, tidak lama kemudian pintu ruangan itu terbuka dan terlihat Vino memasuki ruangan ini,
"Maaf Pak terlambat" ungkapnya, setelah mendapat sahutan dari guru pembimbing ia memasuki ruangan dan duduk di meja yang di tempati Friska yang merupakan sampingan dengan meja David dan Aleena, Vino melirik sekilas pada Aleena,
"Kamu kok lama sii" tanya Friska, "Tadi ada yang ketinggalan" sahut Vino, Friska hanya mengangguk pelan saja mengerti,
Namun matanya menemukan tangan kirinya lebih tepatnya jari-jarinya memerah dan sedikit memar, "Vin..ini kenapa kok merah trus memar gini!" ujarnya cemas sambil memegang tangan Vino,
"Akh, gapapa kok biasa cowo" elaknya, Aleena yang mendengarnya ingin sekali melihatnya namun sedikit terhalang oleh David yang kebetulan Vino berada di sebelah David,
Aleena semakin penasaran hingga posisinya kini menghadap keberadaan Vino dan sedikit menyondongkan kepalanya agar bisa terlihat jelas, namun David yang heran pun ikut mengubah posisinya menjadi berhadapan dengannya dan menatap Aleena hingga semakin menghalangi pandangannya,
"Ih" kesalnya karena tidak berhasil melihat Vino yang sepertinya ada sesuatu dengannya,
David tersenyum, "Mau ngeliat apa sii cantik" tuturnya sambil menatap lekat perempuan di hadapannya,
"Apaan sii ih!" Sahutnya kembali ke posisinya menyandarkan badannya namun rasa penasarannya sangat kuat hingga mencoba melirik-lirik lagi untuk melihat ada apa dengan Vino,
David pun mengikuti arah pandang Aleena dan juga melihat tangan Vino yang merah dan juga memar, ia kembali melihat Aleena yang seperti cemas melihatnya,
"Udahh ga usah gitu dia gapapa kok" tutur David sambil mengelus pundak Aleena berusaha menenangkannya,
"Tapi kan-" lirihnya pelan dengan wajah yang cemas,
David tersenyum, "Udahh, ayo kerjain lagi masih banyak loh" cetusnya diakhir menepuk lembut pucuk kepala Aleena,
Aleena menuruti perkataan David namun sesekali melirik-lirik ke arah Vino, David yang menyadari mengalihkan fokus Aleena agar tidak memperhatikan Vino,

KAMU SEDANG MEMBACA
Love in silence
Teen FictionSebuah kisah perjalanan cinta Aleena Fabrisia Zeline, Aleena biasa dikenal dengan gadis pendiam dan belum pernah merasakan jauh cinta, dan ini saat pertamanya.. "Ah elah ga usah bertele-tele dah langsung intinya aja" acuh Aleena, "Ok,ok gu..GUA MAU...