48

9 3 0
                                    

"Adakah kesempatan untukku? Menyimpan perasaan yang tulus di dalam hati"

-Raynand-
...

Lo gapapa emang kalo geng Kinan atau yang lain ngebully lo?" tanyanya khawatir.

"Ahahah,ngapain dengerin omongan orang lain Lin,menuh-menuhin memori di otak tau gak,ga berguna juga,heheh" sahutnya sambil terkekeh.

Deolin yang semakin bingung dengan sikap Aleena yang terlihat sangat sabar dan baik,Deolin memperhatikan Aleena dalam seperti banyak sekali pertanyaan di dalam otaknya.

Aleena menaikkan sebelah alisnya seolah bertanya,"Kenapa?"

"Akh,udah ah ayo kali aja Kak Rangga dateng lebih cepet dari pada bokap gua,lumayan cuci mata,heheh" ajak Deolin semangat untuk bertemu Rangga,sedangkan Aleena hanya tertawa saja melihat Deolin yang penuh semangat dan senang bisa melihat Rangga lagi.

5 menit mereka menunggu kedatangan Rangga dan Ayahnya Deolin,ternyata Ranggalah yang datang terlebih dahulu dengan senang Deolin melihat motor Rangga yang semakin lama semakin mendekati mereka yang sudah berdiri di depan gerbang.

"Tuh motor Kak Rangga" katanya sambil menunjuk ke arah motor ninja berwarna abu-abu kehitaman.

Deolin dengan cepat mengikuti arah jari Aleena yang menunjuk pada motor ninja yang semakin mendekat,"Mana-mana,oh itu..akh keren banget sii" pujinya sambil terus memperhatikan Rangga.

Rangga yang sudah sampai berhenti di depan Aleena dan Deolin lalu membuka kaca helmnya saja.

"Hai Kak" sapa Deolin melambaikan tangannya dengan tersenyum senang,Rangga membalas lambaiannya dan terlihat smile eyes karena mulutnya yang terhalang oleh helm fullfacenya.

Lalu matanya kembali tertuju pada Aleena,sementara Aleena hanya tersenyum saja tidak menyapanya seperti Deolin,sampai Rangga menganggukan kepalanya sebagai tanda untuk segera naik ke jok belakangnya.

Aleena yang mengerti langsung berpamitan pada Deolin yang masih terkagum melihat Rangga.

"Lin gua duluan gapapa kan? Lin!" pamitnya namun Deolin tidak menyutinya kemudian ia memanggilnya dengan suara yang ditingkatkan agar Deolin tersadar dari lamunannya.

"Ah,iya Len gapapa" sahut Deolin,Aleena yang sudah mendapat jawaban dari Deolin segera menaiki motor Rangga.

"Ati-ati ya Len.." lanjutnya,Aleena menganggukan kepalanya sambil memakai helm yang diberikan Rangga tadi.

"Udah?" tanya lembut Rangga memastikan Aleena sudah duduk nyaman.

Aleena mengangguk pelan,"Udah Kak,ayo" sahutnya,lalu Rangga menyalakan mesin motornya kembali lalu melaju meninggalkan area sekolah,tidak lupa ia melambaikan tangannya pada Deolin.

Di tengah perjalanan akhirnya Rangga membuka pembicaraan,"Aman-aman aja tuh Len" ujarnya.

"Yaa aman,untungnya aja ga ada geng itu Kak" katanya sambil melihat kesembarang arah.

Rangga mengangguk pelan,"Gimana hari ini?" tanyanya.

"Eum,sama aja kaya biasanya Kak,tadi cuma ada potongan jam pelajaran karena pengumuman ketua OSIS sama wakil ketua OSIS baru" jawabnya apaadanya.

"Owh yang kemaren pengambilan suaranya ya?" tanya Rangga,Aleena menganggukan kepalanya sebagai jawabannya.

Tidak ada pembicaraan lagi hingga mereka sampai rumah Aleena,seperti biasa Rangga langsung pamit pulang setelah Aleena turun dari motornya.

***

Hampir satu bulan setengah Aleena tidak berhubungan lagi dengan Vino bahkan sekedar mengirim pesanpun tidak ada sama sekali,Aleena yang ragu untuk mengirimi pesan walau hanya sekedar bertanya kabar atau menanyakan perasaannya karena sudah terpilih menjadi ketua OSIS yang dimana sangat ia inginkan,mungkin malam itu mereka terakhir berkomunikasi yang dimana Vino menelfon Aleena hanya mengingatkan untuk memilih dia dalam pengambilan suara.

Love in silenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang