58

11 1 0
                                    


"Terkadang seseorang yang sudah nyaman dengan zonanya bisa saja keluar dari zona amannya hanya untuk satu hal"

...

"Oh ya, lo ga ada yang marah? jalan berdua sama gua?" lanjutnya

Aleena mengerutkan dahinya,"Marah? Siapa? Mama? Tenang gua udah izin kok, aman.." sahutnya santai,

Reynand tersenyum tipis,"Bukan..pa.pacar lo?" tanyanya ragu sambil menatap Aleena,

Aleena tertawa hingga membuat Reynand bingung,"Pacar? Punya aja ngga mau izin ke siapa coba.."

Reynand mengangguk paham dan beberapa menit mereka hanya diam saja melakukan kegiatannya masing-masing, Aleena yang merasa tidak menyukai suasananya akhirnya membuka suara.

"Gua ga nyangka lo udah keluar dari zona aman lo.." katanya sambil mengaduk-aduk milkshake chocolatenya,

Reynand mengangkat kepalanya dan mengusap tengkuknya,"Hehhe iya, ini juga awalnya terpaksa sii" cetusnya,

Aleena menganggukan kepalanya mengerti,"Lagian lo kenapa sih dari dulu selalu nolak kalau di suruh jadi ketua, ketua kelas..kapten basket..ketua OSIS..pokoknya lo ga mau banget jadi pemimpin" jelasnya mengingat saat SMP.

Reynand terkekeh,"Heheh gua juga ga tau kenapa, mungkin gua kurang percaya sama diri sendiri" ucapnya

Lagi-lagi Aleena menganggukan kepalanya,"Tapi lo tadi keren kok" pujinya sambil tersenyum dan Reynand hanya membalas tersenyum juga.

"Eh Rey" panggilnya

"Hm?"

"Lo jangan marah ya" katanya sedikit ragu

Reynand bingung,"Marah? Marah kenapa?" tanyanya

"Iya makanya dengerin dulu" pintanya

"Iyaa"

"Jadi sebenernya tadi pas lo tanding si Olin eh maksud gua Deolin sahabat gua, buat tantangan ya mungkin lebih ke taruhan sii" ucapnya sangat hati-hati, Reynand mendengarkannya dengan bingung,

"Tantangannya kalau lo menang gua kasih 1 permintaan ke dia tapi kalau David yang menang dia kasih 1 permintaan ke gua, eh taunya lo kalah jadi dia kasih permintaan yang harus gua lakuin" jelasnya

Reynand yang penasaran dengan permintaan apa yang akan di berikan oleh Deolin pada Aleena,"Trus dia minta apa?" tanyanya,

"Eum, karena dia ga suka sama sikap lo tadi yang dingin oleh karena itu dia minta buat gua ajak lo makan bareng trus cairin sikap dingin lo dan sebagai bukti lo sama gua harus foto bareng tapi dengan catatan wajah dingin lo harus udah mencair" jelasnya panjang kali lebar,

Reynand yang mendengarnya terkekeh,"Heh, kalau lo orangnya ga perlu susah-susah cairin sikap gua" sahutnya santai,

Aleena yang sedang mencerna perkataan Reynand,"Hah?" tanyanya bingung,

"Ya buktinya lo udah nyelesain permintaannya kan.." jawabnya

Aleena bingung dan membenarkan perkataan Reynand,"Iya juga sii, setau gua juga selama ini sikap lo ke gua biasa aja kaya gini, makanya pas tadi gua kenalin lo ke Deolin trus sikap lo kaya gitu gua juga ngerasa aneh" tuturnya,

"Tantang itu gampang bagi lo, lo belum ngajak juga gua ngajak duluan" katanya,

Aleena heran dengan perkataan Reynand,"Tapi tumbenan lo ajak gua jalan?" tanyanya lagi karena Aleena bener-bener heran dengan Reynand,

Reynand terdiam lalu menatap Aleena sejenak,"Karena gua-" katanya terpotong karena handphone bergetar dan terdengan nada dering telepon,

Reynand melihat nama yang terpampang di layar handphonenya,Aleena melihat raut wajah Reynand yang berubah menjadi kesal saat melihat nama yang tertera, Aleena menautkan alisnya seolah bertanya,

Love in silenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang