"Melepas pergi buah hati untuk sementara waktu, demi mengajarkan sebuah rasa tanggung jawab atas diri sendiri dan memperlihatkan dunia luar"...
Satu bulan berlalu,
Tok..tok..
Aleena yang sedang memasukkan segala keperluan ke dalam koper miliknya untuk pergi ke Bali besok, "Masuk aja ga di kunci.." jeritnya dari dalam,
Knop pintu terbuka melihatkan Reina yang berdiri disana, "Eh mama" sapanya, Reina menghampirinya,
"Udah lengkap semua?" tanya Reina memastikan, Aleena menganggukan kepalanya sambil tersenyum manis,
"Besok berangkat jam berapa?" tanyanya lagi,
Aleena berpikir sejenak,"Eum berangkat dari sekolahnya sii jam 5 pagi" jawabnya
"Kalau berangkat jam 5 berarti pergi dari rumahnya jam 4 paling telat jam setengah 5 yaa" sahut Reina,
Reina mengambil beberapa baju yang akan Aleena bawa lalu memasukkan kedalam koper Aleena,
"Lena,inget yaa kamu disana harus jaga diri,jangan lupa sholat,jangan asal kalau ngomong,harus ikutin peraturan yang di buat sama tim trevel nya,jangan berbuat yang aneh-aneh,trus kalau mau jajan pilih yang bersih dan liat dulu kadaluarsanya kalau beli di minimarket,trus-" katanya terpotong saat Airin tiba-tiba masuk ke dalam kamar,
"Wih yang mau ke bali..jangan lupa oleh-olehnya yaa" ujar Airin sambil duduk di samping Aleena,
Aleena menoleh malas pada Airin,"Trus apa lagi mah?" tanyanya karena tadi terpotong oleh Airin,
"Trus kamu di sana harus have fun!" katanya semangat dan langsung memeluk putri kecilnya,
"Kakak ga di ajak nih?" tanya Airin yang diabaikan, Reina dan Aleena mengangkat sebelah tangannya mengajak Airin untuk berpelukan bersama, ketiga perempuan yang berbeda umur itu berpelukan bahagia,
"Uuh bayi kecil mama udah gede yaa" ucap Reina sambil melepaskan pelukannya,"Jangan lama-lama ya disana.." lanjutnya menjadi sendu, karena ia tidak bisa terlalu lama membiarkan anak-anaknya pergi,
Aleena tersenyum sambil menatap Reina yang sudah mulai berkaca-kaca,"Cuma seminggu mah,jangan nangis nanti Lena juga ikut nagis.." katanya sambil melingkari tangannya pada perut Reina,
Airin tersenyum lalu ikut memeluk Aleena,"Have fun!"
***
Langit masih gelap namun Aleena sudah siap dengan celana jeans hitam beserta kaus berwarna pink muda dan terlapis dengan jaket yang diberikan dari sekolah sebagai seragam dan juga sepatu putih kemudian topi putih menambah keindahan penampilan Aleena walau sederhana tapi Aleena terlihat sangat cantik.
Aleena baru saja ingin turun dan Pak Herman sudah ada di depan pintu kamar Aleena bersiap untuk membantu Aleena menurunkan kopernya, Aleena membawa tas ransel kecil berwarna putih dan tas totebag berisikan makanan ringan untuk menemani perjalanannya.
"Kak Arin! Dah siap belum?" tanyanya sambil mengetuk pintu di depan kamarnya sebelum ia turun,
"Iyaya bentar lu sarapan aja dulu tar gua nyusul" sahut Airin dari dalam kamarnya, setelah mendapat jawaban dari Airin, Aleena memutuskan untuk turun terlebih dahulu dan pergi ke meja makan untuk sarapan yang sudah di siapkan oleh Bi Neni.
"Pagii" sapanya sambil berjalan menuju meja makan,
"Pagi sayang" sahut Reina yang sedang membantu Bi Neni memindahkan makanan ke meja makan,

KAMU SEDANG MEMBACA
Love in silence
Roman pour AdolescentsSebuah kisah perjalanan cinta Aleena Fabrisia Zeline, Aleena biasa dikenal dengan gadis pendiam dan belum pernah merasakan jauh cinta, dan ini saat pertamanya.. "Ah elah ga usah bertele-tele dah langsung intinya aja" acuh Aleena, "Ok,ok gu..GUA MAU...