"Katanya, seseorang yang mau direpotkan oleh lawan jenisnya pasti menyimpan perasaan,
Tapi jangan terlalu percaya,
karena bisa saja mereka memang baik ke semua orang"...
"Nih Kak,udah gua tandain" kata Aga pelan lalu menggeser kertasnya kembali.
Aleena menganggukan kepalanya,lalu menebalkan jawaban yang sudah di tandai Aga tadi, sangat pas sekali waktunya hingga bel tanda waktu habis pun berbunyi.
Aleena menghela nafas,"Hufft,akhirnya selesai" serunya,lalu pergi ke depan mengikuti yang lain untuk mengumpulkan ke dua lembar kertas itu,begitu pun dengan Aga.
"Kak,ke kantin yuk" ajak Aga,setelah Aleena kembali ke mejanya lalu tiba-tiba Deolin datang menghampirinya,Deolin hanya memperhatikan interaksi mereka berdua dengan menggulung senyuman di bibirnya.
"Ga ah Ga,Gua mau makan bekel aja sama Olin" jawabnya yang kebetulan dia juga membawa tempat makannya yang sebelumnya ia ambil dari tas,
Deolin menatap Aleena bingung,"Ah ngg-" sahut Deolin terpotong saat Aleena menginjak kaki Deolin,
"Adduhh" cicitnya pelan mengaduh,
Aga yang sedikit khawatir karena tiba-tiba Deolin meringis,"Kenapa Kak?" tanyanya,
Aleena menatap Deolin tajam,"Ah gapapa,gua udah laper heheh" elaknya
"Woi Ga,ayo kantin!" panggil teman Aga dari depan pintu mengajaknya untuk ke kantin.
Aleena memejamkan matanya sejenak,syukurlah kini tuhan tengah berpihak padanya.
"Yaudah gua ke kantin ya" pamit Aga,setelah mendapat anggukan dari mereka berdua Aga pergi menyusul teman-temannya.
Aleena langsung duduk di tempatnya sementara Deolin duduk di bangku yang diduduki Aga,"Ekhm,brondong nih sekarang" ejek Deolin sambil terkekeh.
"Apaan sih Lin,udah buru makan.." sahutnya sambil membuka tempat makannya,
Deolin semakin terkekeh,"Jangan deh,ga cocok sumpah kalau lo sama adik kelas" cetusnya
"Lagian emang gua suka? Ya nggalah.." ujarnya sambil memakan makanannya,
"Kalau dia yang suka gimana?" tanya Deolin lagi menggoda Aleena.
Aleena memutar bola matanya jengah,"Ck,udah deh Lin" balasnya.
"Iyaiya, eh tau ga Len?" tanya Deolin sambil mengunyah makanannya.
"Kunyah dulu..baru cerita" ucap Aleena mengingatkan,Deolin mengunyahnya lalu menelan makanannya.
"Keren tau,dia yah masa baru masuk tim basket udah langsung jadi tim inti" tutur Deolin
Aleena menoleh,"Terus?" tanyanya acuh
"Yaa,keren aja,bahkan mungkin nanti dia bakal ikut main di lomba nanti" cetus Deolin
Aleena mengerutkan dahinya,"Lomba?" tanyanya yang tidak tau sama sekali seputar lomba cabang olahraga.
Deolin berdecak,"Ck,yaa lomba yang di adain tiap taun sama SMAGAR lah Len.." jawabnya
Aleena menganggukan kepalanya baru mengingatnya,"Kapan?" tanyanya lagi,sebenarnya ia kurang tertarik dengan perlombaan ini,tapi Deolin selalu mengajaknya untuk menonton hingga pertandingan selesai.
Deolin berpikir sejenak,"Eum,belum tau sii yang jelas selesai UTS,mungkin sebulan atau dua bulan lagi" serunya,sedangkan Aleena hanya menganggukan kepalanya saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love in silence
Teen FictionSebuah kisah perjalanan cinta Aleena Fabrisia Zeline, Aleena biasa dikenal dengan gadis pendiam dan belum pernah merasakan jauh cinta, dan ini saat pertamanya.. "Ah elah ga usah bertele-tele dah langsung intinya aja" acuh Aleena, "Ok,ok gu..GUA MAU...