7 - Janggal

356 90 32
                                    

Ruang dingin itu hanya terisi seorang pria yang sedang duduk santai di kursi putar yang sudah menjadi siggasananya selama bertahun-tahun.

Gino menjentikkan jarinya, ia melirik berkas terbaru dengan senyum yang hadir di bibirnya.

Tangannya membuka berkas halaman pertama, hanya tiga baris yang ia amati dengan baik-baik. Ini informasi yang dari dulu ia cari, lebih penting dari informasi kelemahan bisnis saingannya.

Nama : Smara Melya Lazuard
Nama Ibu : Alya Ghrahita
Nama ayah : Melvin Lazuard Nathaniel

Gino tersenyum culas, ini yang membuat Zira kembali ke pelukannya.

Gino masih ingat wajah sendu, rapuh, dan hanya air mata yang bisa keluar dari mata Zira saat tahu bahwa Melvin mempunyai anak dari wanita lain.

Kembali lagi, dirinya yang menjadi sasaran Zira untuk menceritakan semuanya, menangis di pelukannya hingga air matanya habis, dan saat itu Zira benar-benar kembali kepadanya.

“No,” panggil seorang wanita cantik sedang berjalan mendekati sofa.

Gino menutup berkas tadi, ia meninggalkan siggasananya dan duduk di samping Zira. “Kenapa, Ra?” tanyanya.

Zira menyentuh tangan pria itu, selalu seperti ini. Sudah empat belas tahun Zira bergantung hidup kepada Gino yang selalu ada setiap ia membutuhkannya, melebihi suaminya sendiri.

 Sudah empat belas tahun Zira bergantung hidup kepada Gino yang selalu ada setiap ia membutuhkannya, melebihi suaminya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Melvin kemarin pulang, hari ini dia udah berangkat tugas lagi.” Zira memijit pelan pelipisnya.

Gino menatap sahabat kecilnya sekaligus sepupunya yang sampai sekarang ia cintai itu. “Melvin udah jujur sama kamu?” tanyanya.

Zira menggeleng.

“Udah empat belas tahun, Ra. Kapan kamu bakal gugat cerai Melvin?”

Zira terdiam, dari zaman SMA hingga saat ini ia masih saja memiliki hati yang seimbang. Separuh hatinya buat Melvin dan separuh hatinya yang lain ada untuk Gino, cinta pertamanya, musuhnya, sahabatnya, sekaligus sepupunya. Tak pernah berubah.

Gino meraih kedua tangan Zira, manik matanya menatap Zira. “Be my wife and be nice mother for Reon.”

Sejak dulu, Gino tak pernah menyerah untuk mendapatkan Zira. Ia tak peduli Zira adalah sepupunya bahkan ia juga tak mempermasalahkan Zira yang sudah menikah dengan Melvin. Pasangan yang menikah belum tentu jodoh, bukan?

Zira meneteskan air matanya sambil menatap balik mata Gino yang selalu penuh dengan ketulusan yang membuatnya luluh untuk kesekian kalinya. Gino sejak awal tak pernah menganggap dirinya sebagai sepupu, Zira adalah wanita yang menduduki posisi pertama dan terakhir di hatinya.

Zira termenung, ia kembali mengingat kejadian masa lalu. Seminggu setelah pernikahannya dengan Melvin, pria itu kembali mendapat tugas dadakan di negara lain hingga memakan waktu satu tahun, seharusnya seminggu setelah mereka menikah adalah honeymoon.

HaplessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang