4

2.3K 309 48
                                    

kalo kalian berbaik hati boleh dongg share cerita ini soalnya masih dikit banget yang lirik hiks. jangan lupa tap bintang di pojok kiri dan komentar ya! happy reading!




Fara mengaduk-aduk jus jeruk yang ia pesan di kantin kampusnya itu. Sedari tadi dia hanya sibuk dengan isi pikiran sendiri. Untuk saat ini sih Fara masih nongkrong sendiri aja di kantin kampus, namun sekitar sepuluh menit lagi orang yang dia tunggu kabarnya akan segera datang.

Cantik, ceria, dan baik hati mana mungkin tidak ada yang menyukai kepribadian Fara tersebut. Cukup banyak cowok-cowok yang mendatangi Fara hanya untuk mengungkapkan perasaan mereka. Tapi bukan sombong atau merasa sok cantik, Fara hanya tidak segampang itu buat menerima seseorang untuk diajak pacaran.

Pada awalnya Fara memang cukup menutup diri dalam hal asmara. Tapi pertahanannya yang ingin jomblo sampai sukses! Terpatahkan kala seorang cowok ganteng yang mempunyai lesung pipi manis itu menembak Fara tepat satu tahun yang lalu di taman kampus.

Namanya Jeffreyan Rafael Aldebaran. Mahasiswa akhir teknik mesin di kampus Neo Culture. Selain berstatus mahasiswa Jeffreyan punya pekerjaan yaitu model. Entah apa yang membuat laki-laki itu mengajak Fara untuk pacaran.

"Hai."

Menyadari ada tangan yang menyentuh pundaknya seketika Fara tersentak kaget lalu menoleh ke asal suara.

Fara tersenyum. "Lama banget deh lo, Kak. Lihat nih jus gue sampe udah tinggal setengah."

Jeffreyan mengacak-acak rambut Fara, gemas melihat bawelnya gadis yang hari ini memakai blouse hijau muda dipadukan dengan jeans berwarna light blue itu.

"Udah gue bilang jangan ngacak-ngacak rambut, Jeffreyan!" kesal Fara.

Kalau Jeffreyan sudah iseng pasti Fara bakal manggil cowok itu dengan namanya saja.

"Iya iya sorry, aku lupa. Ngapain ngajak ketemu di sini? Mau jajanin aku ya?" tebak Jeffran.

Fara melempar sedotan jus ke arah Jeffreyan. "Boro-boro deh nraktir, gue aja cuman beli jus ini doang, Jeffreyan."

"Dasar pacar pelit!" Jeffreyan meletakkan tas ranselnya lalu memperhatikan wajah Fara dengan posisi tangan yang ditopang di atas dagunya. "Laper gak?"

Fara hanya menggeleng.

Yakin gue mutusin serbuk berlian kek Jeffreyan cuman buat om-om?

Mulai terlihat gelisah. Bisa dibilang konsep pacarannya sama Jeffreyan tuh gitu-gitu aja. Fara gak pernah melarang Jeffreyan soal apapun, saling kasih kabar juga jarang, pun Fara tidak terlalu cemburu ketika Jeffreyan dekat banyak cewek karena dia memang punya banyak penggemar.

Sehingga Fara berpikir mampu untuk putus dari cowok itu.

"Aku mau ngomong dong," kata Fara.

Jeffreyan hanya berdeham sementara atensinya fokus pada ponselnya.

Itu membuat Fara sedikit kesal karena kebiasaan Jeffreyan kalau mereka sedang berdua pasti dia selalu asyik sendiri.

"Dengerin dulu, Kak Jeff!" rengek Fara.

"Hah? Iya-iya mau ngomong apa?" Setelah meletakkan ponselnya ke dalam tas barulah Jeffreyan menatap Fara yang sudah mengerucutkan bibirnya. Jeffreyan tertawa kecil. "Gak usah cemberut, jelek lo."

"Hm iya deh nggak. Kalo kamu laper pesen makanan aja dulu gak papa," balas Fara.

Jeffreyan menatap jam tangannya. Sudah pukul 12 siang tepat, dia baru beres praktek pantas sejak tadi merasa lapar.

My Everything✔️ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang