22

862 105 14
                                    

Hari ini Fara pulang ke kontrakan yang ditempati ayah dan adiknya. Fara tidak melibatkan Andre, bahkan tadi pria itu dibiarkan tidur saat Fara pergi.

Fara bukan sudah lelah menikah dengan Andre sampai-sampai pulang ke rumah orang tua. Kakak dari Javiar itu berencana ingin mempertemukan kedua adik kembarnya yang memang belum pernah saling mengenal.

Kedatangannya cukup memberi rasa heran Erlangga yang pagi ini sedang sibuk di depan sepeda motor.

Fara mengernyit bingung melihat kendaraan roda dua yang asing di rumahnya itu.

Itu bukan sepeda motor punya Javiar yang biasa dipakai bekerja.

"Ayah ini sepeda motor siapa?" Tanpa mengucap salam dulu Fara langsung bertanya.

Sehingga Erlangga kaget, sontak menoleh dan berdiri.

"Fara? Kamu ngapain ke sini? Pernikahan kamu baik-baik aja, kan?" tanya balik Erlangga, ayahnya.

Fara menggelengkan kepalanya. "Iya semuanya baik, Yah. Ini sepeda motor siapa? Javiar beli baru?"

"Ini sepeda motor Ayah, Nak. Sekarang kan Ayah kerja jadi driver ojek online. Javiar yang daftarin Ayah biar gak di rumah doang," jawab Erlangga sejelas-jelasnya.

Fara mengambil tangan pria itu untuk dicium lalu memeluknya lama. Ia sangat merindukan sang ayah yang walaupun sempat memperlakukannya kejam beberapa waktu lalu.

"Aku kangen banget sama Ayah sama Javiar makanya pulang. Harusnya Ayah udah gak usah lagi kerja, ntar biar aku aja yang kirimin uang tiap bulan Yah. Gaji Javiar buat dia pegang sendiri aja. Aku gak mau Ayah kecapekan tau." Fara itu sangat menyayangi Erlangga lebih dari Kaila yang tetap akrab dengannya hingga saat ini meskipun orang tuanya itu sudah lama bercerai. Alasannya karena Erlangga memang merawat Fara dan Javiar seorang diri dengan sangat tulus tanpa mengenal rasa letih.

Fara juga tahu mungkin inisiatif ayahnya ingin bekerja karena ingin tetap berusaha menjadi kepala keluarga yang bertanggung jawab sekalipun anak-anaknya sudah dewasa dan sudah bisa cari uang sendiri. Pun mungkin beliau masa bodoh dengan sakit jantung yang dideranya.

"Ayah udah sehat-sehat aja nih, kamu gak usah lebay gitu deh. Yaudah ayo masuk." Erlangga merangkul sang putri masuk ke rumah.

Tak ada yang berubah dari rumah sederhana itu. Tapi yang jelas Fara benar-benar sangat merindukan kebersamaan mereka.

Javiar langsung keluar dari kamar waktu Erlangga bilang kalau kakaknya pulang.

Wajah bangun tidurnya yang berjalan keluar dari kamar sambil menguap lebar amat sangat menggemaskan menurut Fara.

"Lihat siapa yang dateng. Kangen gue gak lo?" kata Fara.

"Nggak."Javiar menaruh kedua tangan di belakang kepala seakan dijadikan bantal. Kakinya terbuka lebar duduk di depan Fara.

Kaos dan celana pendek itulah pakaian sehari-hari Javiar. Sudah tidak terkejut Fara melihat paha putih adiknya yang terumbar.

Masih ada rasa kantuk yang Javiar rasakan. Ia melihat Fara, cukup dibuat miris dengan sang kakak yang meskipun perutnya belum terlalu menonjol tapi sudah terlihat jelas wanita itu pasti sedang hamil. Maksudnya, kenapa harus kakaknya juga yang terkena kasus hamil di luar nikah dari banyaknya perempuan sih?

Argh, kesal.

Javiar merasa gagal menjadi adik.

"Lo gak lagi berantem sama om-om itu jadi pulang ke rumah gini, kan?" terka Javiar.

Fara mengerucutkan bibirnya. "Nggak ih lo mah suudzon aja. Gue cuma mau main aja kok, gak boleh masa?"

Bohong jika Fara bilang rumah tangganya baik. Nyatanya ia bingung dengan Andre yang kian hari makin dingin serta terlihat selalu sibuk. Mereka jarang mempunyai waktu berdua.

My Everything✔️ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang