S2. Bonus Chapter 2

362 25 6
                                    

Sudah dua minggu Adrian tidak kunjung dipulangkan oleh Andre. Itu membuat Fara gelisah dan bertanya-tanya perihal Andre yang jadi egois seperti ini menginginkan anaknya.

Bahkan Andre sangat susah dihubungi.

"Sayang." Fara tersentak saat menyadari Dierja menyentuh lengannya. Pria itu menemui Fara yang tengah termenung di depan kolam renang.

Hanya senyuman yang singkat Fara tampilkan di depan suaminya.

"Kamu mikirin apa? Jangan kebanyakan melamun sayang, aku gak mau kamu stress, itu nanti mempengaruhi kehamilan kamu lho," ucap Dierja.

"Mas, aku lagi mikirin Adrian." Jari-jemari pasutri itu saling bertaut ketika sudah duduk bersebelahan.

"Kan dia sama Andre? Aku yakin Adrian akan baik-baik saja di sana sama ayahnya." Sebisa mungkin Dierja menenangkan Fara jika mulai mencurigai mantan suaminya itu. Karena Fara sudah terlalu sering menduga-duga jika Andre terus ingin bertemu dengan Adrian ada maksud lain. Contohnya saja kemungkinan pria itu ingin hak asuh anak seutuhnya jatuh pada Andre. Jika benar, Fara takkan diam saja.

"Mas Andre sampe susah buat dikabarin Mas. Perasaan aku gak enak," ucap Fara.

Ia ibunya Adrian, ibu kandung. Jika merasa ada sesuatu hal tak baik akan terjadi pada anaknya ia pasti mudah peka.

"Nanti kita pikirin lagi ya. Sekarang masuk yuk, mending kamu istirahat," ajak Dierja.

Untungnya Fara patuh. Penuh kehati-hatian wanita itu berdiri mengingat untuk gerak banyak udah mulai butuh banyak perjuangan karena usia kandungannya semakin menua.

Sampai di kamar maka bertepatan saat Fara mendapatkan satu panggilan dari Andre. Setelah sekian lama.

"Mas Andre kamu kenapa lama banget balikin Adriannya sih?!"

Masa bodoh Fara marah-marah seperti itu.

Dia cuma mau melihat putranya saat ini.

"Boleh aku minta tolong sama kamu Ra? Untuk satu bulan ini saja biarkan Adrian sama aku ya?"

"Kenapa selama itu Mas?! Gak ya aku gak kasih. Pokoknya balikin Adrian!"

"Gak bisa Ra aku butuh Adrian. Kakek aku sekarat dan sepertinya bulan ini dia meninggal, aku butuh Adrian supaya bisa dapat harta warisan. Karena aku punya anak cowok itu syaratnya."

"Kamu memanfaatkan anak aku?! Kamu jahat Andre!"

Dierja panik melihat istrinya teriak-teriak dalam telepon itu.

"Fara tenang sayang."

Malahan Fara menepisnya. Memintanya buat jangan mendekatinya saat ini karena emosi Fara benar-benar seperti akan sulit dikendalikan.

"Memang ini terdengar jahat. Tapi emang itu jalan satu-satunya. Kalau aku gak bisa bawa Adrian ke depan kakek aku gak bakalan dapet warisannya."

"Kamu minta anak sama istri kamu, jangan pake Adrian, aku gak mau!"

"Anak pertama aku sama Ajeng perempuan saat kemarin kami USG. Gimana pun juga Adrian anak aku juga, aku ayahnya, aku punya hak atas dia."

"Gila kamu Andre. Yang ada di otak kamu cuma perempuan dan harta. Gak jera juga kamu nyakitin perasaan aku hah?! Hidupku udah terlalu sengsara karena kamu Mas!"

Tangis Fara tersedu-sedu.

Sementara di sampingnya Dierja kelihatan bingung harus bertindak apa. Sementara sudah pernah bertekad enggan mencampuri urusan Fara jika itu terikat dengan Andre. Tapi ia juga tak sampai hati melihat istrinya menangis seperti itu sekarang.

My Everything✔️ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang