74

289 36 9
                                    

Setelah tiga hari tidak pulang ke rumahnya akhirnya Dierja pulang di mana itupun ia didesak oleh keadaan karena tiba-tiba saja kekasihnya bilang ingin menginap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah tiga hari tidak pulang ke rumahnya akhirnya Dierja pulang di mana itupun ia didesak oleh keadaan karena tiba-tiba saja kekasihnya bilang ingin menginap.

Dierja tahu pasti ada hal tidak baik yang telah terjadi sampai-sampai membuat Fara merasa tidak nyaman untuk kembali ke rumahnya sendiri.

Ia membuka pelan pintu kamarnya. Gelap. Benar adakah Fara di dalam sana?

Yang Dierja tahu Fara tidak suka tidur jika lampu kamar dimatikan. Fara benar-benar benci kegelapan.

Sementara dirinya malah identik dengan warna hitam pekat. Bahkan, saat pertama kali Dierja membawa Fara ke rumahnya ketika ia menolong wanita itu yang hampir bunuh diri, tampak Fara ingin langsung pergi karena sebenarnya agak merasa takut pada Dierja yang aura misteriusnya begitu memancar.

Padahal yah cuma karena Dierja suka warna yang berbau monokrom.

"Fara..." Begitu lembut jemarinya mengelus rambut sang puan yang masih nyaman pada posisinya bersembunyi di balik selimut.

Terlihat wajah Fara yang entah mengapa seperti sangat kelelahan meskipun cahaya dari lampu tidur di sebelah ranjang itu remang-remang.

Tak ada satu sahutan pun yang Dierja terima.

Lalu, lengannya berjalan mengecek suhu tubuh ibunya Adrian itu.

"Sepertinya dia demam," lanjutnya pelan.

Dierja berdiri dari duduknya. Lelaki itu membuka kemeja yang ia kenakan sehingga menyisakan kaos putih yang mengetat sehingga dada bidang miliknya dan kedua otot tangan di kanan dan kiri terlihat jelas. Pundak yang kokoh menampilkan sisi belakang pria itu amat seksi. Pria masuk umur kepala tiga itu keluar dari kamarnya dan ternyata menuju ke dapur.

Padahal Dierja tidak tahu sensasi mempunyai seorang istri itu rasanya seperti apa, tetapi berkat eksistensi Fara dia jadi mempunyai seseorang yang seperti patut dijaga dan harus terus mengasihinya.

Bahkan sebelum ada status pacar yang kini sudah menyatukan mereka.

Mulutnya tak bersuara tapi Dierja telaten menyiapkan bubur ayam. Setelah urusannya di sana selesai dia kembali ke kamar.

"Ra, bangun bentar yuk aku bawakan bubur sama air hangat biar badan kamu lebih enakan."

Karena menyadari ada yang terus mengusap punggungnya maka Fara terusik dan lekas membuka matanya.

"Mas Dierja? Maaf aku ketiduran di kamarmu."

"Iya tidak masalah."

Pria itu cekatan bergerak untuk membantu kekasihnya yang terlihat ingin duduk.

Mereka sama-sama diam.

Dierja menatap dalam wajah Fara seolah ingin mencari masalah yang dialaminya sebab Fara benar-benar tampak putus asa.

My Everything✔️ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang