25

825 106 43
                                    

"Kamu kenapa jadi sibuk banget di luar sih, Mas?"

Fara memperhatikan Andre yang sedang memakai jaket di depan cermin besar itu.

Padahal Andre baru saja pulang kerja, tetapi pria itu sudah harus keluar rumah lagi entah untuk urusan apa. Benar-benar membuat Fara pusing.

Melihat penampilan Andre malam ini yang terkesan ingin tampil lebih muda dari umurnya tentu menimbulkan rasa curiga darinya.

"Ada urusan bentar, saya tidak lama-lama di sana. Sudah, kamu gak usah bawel. Saya pergi dulu." Andre jalan keluar rumah sambil sibuk memakai jam.

Maka Fara memajukan bibirnya merajuk. Ia tetap mengantar sang suami sampai ke depan pintu rumah.

"Bener lho jangan lama-lama ya. Gak boleh sampe jam sepuluh malem gitu!" protes Fara yang hanya dijawab lewat anggukan kepala oleh suaminya. "Hati-hati ya, Mas."

Andre sudah di depan pintu mobilnya. Ia menyembulkan kepala dari badan mobil guna ingin tersenyum untuk Fara. "Oke makasih, ya. Kamu tidur duluan aja. Assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." Fara melambaikan tangan ke arah mobil Andre yang hendak melaju pergi meninggalkan rumah.

Jika dikatakan Fara selama ini diam maka tidak. Ia turut menyelidiki gerak-gerik Andre.

Sebenarnya, Fara sudah tahu kalau perginya Andre malam ini ingin menemui Jessie. Tanpa sepengetahuan pria itu, beberapa kali Fara sudah memeriksa ponsel suaminya. Entah itu telepon maupun whatsapp, Andre memang intens berkomunikasi dengan Jessie belakangan ini.

Akan tetapi, Fara tak bisa langsung gegabah harus menghakimi Jessie. Kenapa?

Sepertinya ini menjadi hal yang menyeret orang-orang yang pernah mampir ke masa lalu Andre. Sebab, obrolan Andre dan Jessie selalu menyangkut Tian ataupun Aruna yang masih belum jelas asal-usulnya anak dari siapa sebenarnya.

Seperti itu yang Fara tahu.

"Pak Boy, anterin saya ikutin mobil suami saya ayo. Buruan!" Fara bicara sambil berbisik menghampiri Pak Boy yang sedang ngopi di pos satpam.

Pria yang nama aslinya Santoso itu lantas berdiri. "Siap, Mbak. Ayo!"

Di rumah cuma ada Andre dan Fara ditambah pekerja mereka. Kalau Ayu masih ada di Yogyakarta. Mengenai kejadian Fara yang hampir keguguran saja Fara tidak ingin sampai Ayu tahu karena agar ibu mertuanya yang sedang cukup sibuk di kampung halamannya itu tidak menjadi khawatir.

Fara hanya membawa ponselnya. Ia langsung masuk ke dalam mobil begitu sudah dikeluarkan dari garasi oleh Pak Boy.

"Udah mulai jauh belum, Pak?" tanya Fara kepada Pak Boy yang kedua netranya sibuk mencari-cari keberadaan mobil Andre sembari semakin mengencangkan laju kendaraan.

Jari-jemari Fara tak bisa diam ketika gugup. Dalam hati berdoa semoga bisa menyusul Andre agar bisa memecahkan rasa penasarannya.

Fara tidak pernah berniat berburuk sangka pada Andre. Sama sekali tidak. Dia sangat mempercayainya.

Namun, karena Andre buka tipe orang yang terbuka maka membuat Fara menjadi agak sentimen dengannya. Kalau sudah begitu jadi serba salah, bukan?

"Ini Mbak kita nyalip mobil ini aja ya soalnya mobil Pak Andre di depannya. Mbak pegangan yang kenceng," kata Pak Boy.

Jalanan cukup macet walaupun sedikit merenggang. Setidaknya, menurut Pak Boy yang sudah supir profesional keadaan tersebut bisa dimanfaatkan untuk menyalip beberapa kendaraan yang ada di depannya.

My Everything✔️ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang