17

1.3K 160 33
                                    

Sejak tadi yang Andre lakukan selain duduk di atas ranjang ialah sambil tak henti melirik ke arah kamar mandi. Sejak pukul lima pagi tadi ia sudah dibangunkan oleh suara-suara berisik dari arah sana.

Fara bolak-balik ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya dan buang air kecil. Kata dokter dua hal itu memang wajar terjadi pada ibu hamil. Sebenarnya Andre ingin saja membantu Fara memijat tengkuk lehernya namun tadi sang istri menolaknya.

Dia tidak tega melihat Fara kerepotan seperti itu namun hal ini memang tak bisa dihindari.

Ketika melihat Fara usai dengan kegiatan di kamar mandi maka dengan cepat Andre berdiri. Ia cukup kaget mengetahui Fara langsung duduk merenung di depan tempat tidur mereka.

Andre berjongkok di samping Fara dan mengusap kepalanya lembut.

"Capek ya?"

"Nggak apa-apa kok kalo pagi emang gini."

"Yaudah kalau gitu. Gantian aku pake kamar mandi ya, aku ada kelas hari ini."

Sontak Fara menatapnya lekat tapi jelas itu sorot mata yang menunjukkan rasa kesal. Fara tahu kalau Andre yang berprofesi dosen jadwalnya sungguh padat, tetapi setidaknya pria itu tidak pergi dulu sampai keadaan istrinya yang sedang kewalahan menghadapi morning sickness ini jauh lebih baik.

"Libur sehari aja ya?" pinta Fara.

"Gabisa gitu lah Ra, aku kan juga bimbing beberapa mahasiswa yang sedang skripsi. Ada yang nunggu aku di kampus." Andre mengusap pipi si puan lembut, tidak ingin ada perdebatan pagi ini.

"I miss you." Mungkin karena mereka sudah berada di ikatan pernikahan yang sah inilah yang membuat Fara berani mencoba ingin mendominasi pria yang lebih tua sepuluh tahun darinya itu.

Andre hanya tertawa kecil, "Kita udah tinggal bareng Ra, di rumah kita ketemu terus."

"Tapi aku gatau kamu di luar gimana, Mas Andre!" Suara Fara agak membentak.

Merasa istrinya sudah terbakar emosi dengan mudah, Andre mengerutkan keningnya tidak paham, menatapnya tajam.

"Jangan kayak anak-anak gini kamu, aku gak suka. Kita baru nikah, ada Ibu di sini, gausah ributin hal yang sepele." Andre mengangkat lututnya, dia berjalan masuk ke dalam kamar mandi dari kamar mereka.

Fara mendengus kasar sambil memijat pelipisnya yang pusing. Ini pasti karena efek hamil jadi sensitif sekali. Jujur Fara tidak ingin Andre jauh-jauh darinya saat ini. Ada beberapa praduga yang terus bermunculan di otaknya secara sekelebat dan itu bukan hal yang baik.

Setelah merasa lebih baik perempuan itu sambil mengucir rambutnya berjalan keluar kamar.

Baru keluar dari kamar Fara langsung bertemu dengan ibu mertuanya.

"Kenapa mukanya pucat gini? Sakit?" tanya Ayu.

Fara menggeleng pelan, "Pusing dikit aja, Bu."

"Andre udah bangun kan? Yuk sini bantu Ibu buat sarapan untuk dia." Ayu memeluk lengan Fara, mengajaknya berjalan beriringan ke arah dapur.

"Udah Bu, Mas Andrenya baru mau mandi," jawab Fara seadanya.

Satu jam Fara menghabiskan waktu di dapur bersama Ayu untuk masak-memasak.

Sampai karena istrinya yang tidak kunjung kembali ke kamar Andre sudah keluar untuk menghampirinya.

"Kamunya engga mau siap-siap, Ra?" tanya Andre.

"Lho kan aku bukannya udah ambil cuti semester?" Fara melihat suaminya.

"Mana?" tanya Andre lagi.

My Everything✔️ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang