28

874 108 67
                                    

Pagi ini Fara dikejutkan saat keluar dari kamar ia menemukan suasana rumah yang ramai dan sibuk secara tiba-tiba. Tidak seperti biasanya yang selalu sunyi.

Mendapatkan sang suami yang berdiri di ambang pintu sebuah kamar yang letaknya tepat di sebelah kamar mereka membuat Fara lantas menghampirinya.

Di dalam kamar itu ada beberapa laki-laki yang sedang sibuk mendekorasi. Ruangan tersebut serba pink dan banyak sekali mainan. Melihat itu, lantas hati Fara teduh. Ia terenyuh. Andre sedang mempersiapkan kamar untuk calon anak mereka?

"Mas Andre!" panggilnya antusias.

Si pemilik nama menoleh. Ia membalas senyum yang tak kalah cerah milik istrinya.

"Pagi, Ra. Kamu udah bangun?" katanya basa-basi, mengajak ngobrol.

Fara mengangguk polos.

"Mas kamu lagi nyiapin kamar buat anak-anak kita nanti, kan?"

Malah Andre terkekeh yang menimbulkan tanda tanya di kepala Fara atas sikap suaminya.

"Bukan lah, ini kamar yang akan dipakai sama Aruna. Kamu gak masalah kan kalau dia ikut tinggal di sini?"

Masih pagi sekali untuk menangis. Tapi hati Fara sakit sekali. Ia tersakiti untuk kesekian kalinya. Masih oleh pria yang sama. Apakah Andre membencinya?

Kenapa pria itu selalu seperti ini? Selalu tak menganggap keberadaannya.

"Aku sama anakku ini penting gak sih Mas di hidup kamu?" tanya Fara yang sebenarnya menyindir secara tak langsung.

Andre mengernyit. "Maksud kamu gimana?"

"Aku udah bisa terima kalau Aruna memang anak kandung kamu. Aku gak masalah kamu mau sering-sering quality time buat dia. Tapi aku istri kamu Mas! Aku lagi hamil anak kamu. Kamu itu jarang banget merhatiin kami!" Wanita muda itu tak peduli menanggung malu dilihatin oleh pekerja dekorasi kamar karena dirinya mengomel di depan Andre seperti itu.

Fara cuma ingin diperlakukan secara adil.

Andre berdecak kesal. Ia menarik lengan Fara menuju suatu tempat.

Terlihat mereka mengobrol di lantai dua rumah.

"Kamu ini kenapa sih, Ra? Ini masih pagi tapi kamu udah marah-marah," ujar Andre.

"Ya wajar lah aku marah tau kamu lebih memperhatikan anakmu yang itu. Aku lho Mas ngasih kamu anak langsung dua. Aku juga istri sah kamu. Seharusnya kamu lebih sayangnya ke aku dong!" tuntut Fara. Hanya itu yang dia minta.

Andre memegang lengan istrinya seolah ingin menenangkan perempuan itu yang sudah terbakar api amarah.

Sejujurnya ia tidak perlu sampai marah-marah seperti ini. Pun Andre tahu apa yang harus dilakukan supaya dipandang adil di mata mereka.

"Kamu sabar dulu oke? Saya cuma mau bertanggung jawab atas Aruna, Ra. Ini giliran saya buat bahagiain dia. Dari kecil Aruna udah Jessie yang merawat dengan sabar dan penuh kerja keras. Saya sebagai ayah anak itu belum melakukan apa-apa. Saya mohon Ra tolong kamu terima masa lalu saya ya? Saya tahu saya bukan suami yang baik. Saya hanya melakukan yang menurut saya benar, dan itu juga bakal demi kebaikan kamu." Andre menatap Fara lekat seperti meminta padanya agar percaya.

"Yang menurut kamu bener malah nyakitin aku terus menerus, Mas Andre!!" pekik Fara.

Tangis wanita itu pecah.

Andre ikut kacau dalam situasi itu. Ia tidak tahu jika selama ini telah membuat Fara tidak nyaman.

Lantas Andre mengusap pundak istrinya guna ingin menenangkan. "Kamu tenang dulu, oke? Di sini lagi rame, Ra. Gak enak kalau kita kelihatan berantem seperti ini. Kamu maunya apa sekarang?"

My Everything✔️ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang