1

6.5K 417 49
                                    


Sudah masuk ke usia tiga puluhan bagi seorang pria yang belum kunjung menikah adalah kondisi yang paling-paling meresahkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah masuk ke usia tiga puluhan bagi seorang pria yang belum kunjung menikah adalah kondisi yang paling-paling meresahkan.

Tidak hanya diledek perjaka tua hampir setiap hari, tetapi dia harus siap mendengar racauan orang tua yang tak memberi celah sama sekali agar anaknya yang satu itu lekas mendapatkan istri.

Itulah yang saat ini menggambarkan keadaan seorang dosen bernama Andreas Wiratama yang bisa dibilang sudah cukup mapan dan siap menikah.

Andre memiliki perawakan tubuh tinggi yang tegap, hidung mancung, bibir tipis merah muda, serta badan yang atletis. Sangat tampan. Poin utama dari wajah laki-laki itu adalah meskipun terlihat dingin, tetapi Andre mempunyai senyum yang sangat manis.

Pernah gagal menikah tepat tiga tahun yang lalu menjadi alasan Andre masih sulit membuka hati sampai sekarang.

Ponselnya berbunyi ketika baru keluar dari kelas. Senyum tipis yang jarang diperlihatkan kali ini terukir bebas saat kontak ibunya muncul di layar.

"Iya Ibu ratuku ada apa ya?"

"Ra usah manis ngunu kowe Le. Ndang bali, lali yo mung nggawa Ibu nang rumah sakit?"

"Ibu udah berapa kali Andre bilang jangan Javanese language lah kalo sama Andre ih. Ora mudeng, Bu."

"Helehleh gayamu iku lho."

"Yowes tho, kamu pulang sekarang anterin ibu ke rumah sakit. Badan ibu agak meriang ini. Ra penak le."

"Jangan sakit-sakit dong Bu. Seneng banget bikin Andre khawatir. Tunggu ya Bu ini Andre on the way pulang kok."

"Sakit Ibu karena kamu gak nikah-nikah. Kalau kamu udah nikah kan ibu enak tho ada yang ngajak ngobrol nanti jadi gak stress banget di rumah. Pikirin dari sekarang lah Mas, Ibu mohon. Umur Mas udah gak muda lagi lho, udah bukan waktunya main-main lagi. Cowok seumuran Mas aja udah banyak yang gendong anak, lah Mas kok yo masih ae gendong laptop. Kalo Ibu besok mati gimana? Kamu belum kasih Ibu menantu, pusing banget Ibu mikirin itu setiap hari Mas."

"Ibu gak muluk-muluk kok Mas mintanya. Asalkan calon istrimu iku sopan, ayu hatine, dan yang penting dia mau nerima kamu lah. Jangan kayak yang kemarin yo."

"Iya Ibu nanti Andre cari ya."

Setelah itu Andre pamit untuk menutup panggilan itu. Andre masuk ke dalam mobilnya. Mengacak-acak rambutnya gusar.

Padahal di kampus Andre dikenal sebagai dosen yang galak. Tapi itu mana berlaku ketika berhadapan dengan ibunya. Dia sayang banget sama ibunya.

Kalau sudah begini satu yang cuma Andre sesali dari dirinya. Dia belum bisa bahagiain ibunya itu secara maksimal. Percuma kalau udah bisa jadi anak yang sukses tapi buat cari calon istri aja Andre gak pernah nemu yang pas.

My Everything✔️ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang