5

2.2K 271 20
                                    

Dimohon untuk memberi vote saat selesai membaca dan bijak dalam berkomentar.
Happy reading!






Hujan beberapa hari ini turun cukup sering. Hal itu cukup membuat Fara tiba-tiba menjadi sedih atau resah. Seperti yang dia lakukan sekarang ialah memandangi rintik-rintik hujan di teras rumah sendirian saja.

Sebenarnya di rumah Fara berdua dengan ayahnya namun lebih baik duduk di luar seperti ini karena tidak ingin mengganggu beliau yang istirahat pasca keluar dari rumah sakit.

Ia membantingkan ponselnya saat membaca deretan-deretan pesan singkat dari Andre. Laki-laki itu kembali mengusik ketenangan-ah bukan ketenangan juga sih mengingat Fara masih galau karena baru putus dari Jeffreyan. Andre mengirim pesan di saat Fara masih butuh waktu untuk sendiri.

Itu cukup untuk membuat Fara kesal.

Apa yang terjadi antara Fara dan Jeffreyan setelah mereka putus?

Ah, Jeffreyan. Tadi malam cowok itu masih saja ngotot agar Fara tak membiarkan hubungan mereka kandas seperti ini. Jeffreyan merasa dia tidak melakukan kesalahan apapun belakangan ini yang membuat Fara marah.

Hubungan mereka terbilang baik-baik saja.

Kalau Fara minta putus tiba-tiba seperti ini tentu Jeffreyan tidak terima. Dia tidak percaya jika Fara berani menyakitinya. Sekalipun tidak cinta tapi Jeffreyan selalu mengistimewakan Fara, itu cukup. Menurutnya.

Tanpa sadar air mata Fara menetes tanpa permisi. Padahal jelas-jelas tahu kalau selama setahun ini hubungannya tidak berjalan seperti yang dia inginkan tapi masih saja bertahan.

Di saat dia menyayangi Jeffreyan malah tidak mendapatkan timbal balik. Keputusan yang terbaik ya memang melupakan.

Semacam sudah rela tapi rasa sesak masih ada.

Mencoba lepas tapi hati belum ikhlas.

Tin Tin!

Terkejut. Fara sontak menoleh. Dia memutar bola mata malas saat mendapati anak laki-laki yang lebih muda satu tahun darinya itu yang datang. Javiar Erlangga. Adik Fara.

Fara ingat sekali dia dulu pernah menunjukkan aksi protes pada orang tuanya yang bisa-bisanya tidak ikut program kb sehingga terlahirlah Javiar sekarang.

Punya saudara yang bisa dibilang hampir seumurannya penuh suka dan duka sih. Lebih banyak sukanya yang jelas. Javiar bisa lebih dewasa dari Fara, penyayang, belum lagi dia sangat-sangat bekerja keras dalam keluarga. Fara merasa bangga sekali mempunyai Javiar sebagai adiknya.

Javiar turun dari motornya, berlari memasuki teras rumah. Celana cowok itu kebasahan karena hanya pakai atasan jas hujan.

Sembari menyeka celana yang basah tatapan Javiar melihat ke arah Fara yang melihatnya namun dengan tatapan kosong.

"Woy kok bengong sih lo?! Bantuin kek, keujanan gue nih," teriak Javiar yang suaranya dibarengi dengan rintikan hujan deras.

Fara mendengus. "Gausah manja!"

"Dih, kenapa sih lo? Jutek banget, tumben." Pokoknya kalau Fara kelihatan murung seperti saat ini Javiar akan langsung paham kalau ada sesuatu yang tidak baik sedang kakaknya alami.

Tapi, Javiar tidak senaif itu untuk panggil Fara dengan embel-embel 'kakak' karena jarak usia mereka yang dekat. Paling saja jika ada maunya baru bocah laki-laki itu merayu Fara dengan sangat manis.

"Gue hari ini putus sama Jeffreyan," cerita Fara.

Javiar ternganga. "Jinjja?!"

Salahkan Fara juga yang sering nonton drama Korea makanya adiknya tahu-tahu sedikit bahasa Korea yang paling sering keluar di drakor.

My Everything✔️ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang