7

2K 255 29
                                    

I hope you enjoy. Happy reading!
Jangan lupa untuk vote + comment!!





"Mas, Fara kok gak sering kamu ajak ke rumah sih? Ibu kan pengen kenal lebih dekat sama dia." Di rumah megah nan mewah itu hanya ditinggali sebanyak lima orang. Andre, Ayu-ibunya, dua orang asisten rumah tangga, dan seorang supir.

Ayu bicara dengan Andre yang dia temui duduk di gazebo yang mengarah langsung pada kolam renang. Alih-alih memakai ruangan baru untuk dijadikan ruang kerja, justru Andre lebih suka jika bekerja ditemani kopi hitam di gazebo seperti ini. Tapi bukan berarti di rumahnya fasilitas ruang kerja tidak ada. Ada, tetapi Andre jarang menggunakannya. Karena memandangi indahnya malam merupakan salah satu cara Andre menghilangkan stress.

Ketika Ayu sudah duduk di tempat yang sama dengannya itu Andre tersenyum simpul pada wanita itu. Andre cukup senang jika ibunya bisa menerima kehadiran Fara dengan cepat.

"Andre gamau ganggu Fara dulu deh Bu, kayanya kuliah dia lagi ribet," jawab Andre. Belakangan ini Fara sering murung dan tak bergairah karena masih patah hati setelah putus dari kekasihnya.

Andre mengerti kalau Fara sejujurnya masih ingin bebas sebagai seorang remaja. Tapi rencana pernikahan mereka tinggal 80℅ lagi akan selesai. Bukan Andre yang memaksa Fara supaya putus dari Jeffreyan. Tapi Fara sendiri yang menginginkan. Andre baru mendengar hal itu dari si gadis tadi sore. Fara bilang jika putus dari Jeffreyan memang dia yang mau maka Andre tidak perlu merasa bersalah. Setelah ini mereka bisa fokus pada pernikahan.

Ayu menepuk-nepuk punggung tangan putranya sehingga kini atensi Andre terarah penuh padanya. "Kamu yakin mau ngajak Fara menikah yang umurnya cukup jauh dari kamu? Jangan batal lagi dong Mas yang ini ya. Ibu udah tua lho, udah pengen gendong cucu."

Mendengar pernyataan demikian seketika Andre menghela nafas. Ia pun tidak bisa menjamin bagaimana nasib pernikahannya dengan Fara kelak.

"Ibu sabar dong memangnya nikah itu bisa menjamin akan langsung dikasih momongan? Kan enggak. Justru Ibu bahagia sama yang ini dulu lah. Andre bisa secepat ini cari pengganti Jessie, gitu Bu," ucap Andre.

"Iya deh Ibu seneng kamu bisa nikah lagi walaupun dulu sempat batal." Ayu melirik Andre dengan sorot sinis. Pernah merasa dikecewakan oleh anaknya sendiri yang dia anggap orang baik namun kenyataannya Andre cukup nakal meski untuk ukuran pria dewasa itu hal yang sudah wajar. Tapi kejadian pahit itu sudah berlalu sekitar tiga tahun yang lalu. Ayu yakin jika Andre sudah berubah lebih baik sekarang. "Yang ini serius kali ini Mas, harus! Bisa-bisanya waktu sama Jessie itu kamu dituduh hamilin dia. Eh taunya anak cowok lain kan. Ibu tuh tau banget anak Ibu gak mungkin nakal gitu lah ke cewek. Kamu masih tau batasan kan Mas kalau kenal sama cewek-cewek? Ibu gak salah nilai anak Ibu ini kan, Mas?"

Andre mengangguk mantap seolah ingin meyakinkan Ayu.

Kemudian atensi Ayu hilang dari kolam renang itu sebab Andre lah yang meminta ibunya agar tidak terlalu lama berada di luar malam hari seperti ini. Dia lumayan overprotective pada kesehatan sang ibu.

Andre meraih ponselnya. Dibukanya galeri kemudian terlihat mengamati foto-foto yang mampu membuat pikirannya jatuh pada kejadian masa lalu yang tak akan pernah dia lupakan seumur hidup.

Jari-jarinya menyatu kuat membentuk sebuah kepalan kuat. Sebuah foto di mana dia berfoto dengan salah satu pria yang sudah dia anggap seperti kakak kandungnya amat sangat menyakiti perasaan Andre saat ini. Orang yang dia anggap sangat berarti untuknya malah tega merebut sang pujaan hati yang satu langkah lagi saja akan menjadi miliknya secara utuh dengan mudah.

Andre berteriak penuh kebencian sambil membuang benda-benda yang ada di sekitarnya lalu dia pergi masuk ke dalam rumah membawa amarah yang pekat di dadanya. Di lantai kolam renang entah itu piring dan gelas bekas kopi serta laptop Andre sudah terkapar begitu saja.

My Everything✔️ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang