35

807 93 24
                                    

"Memangnya habis ini lo mau ke mana lagi? Luka lo bisa lama kering kalau lo terlalu melakukan aktivitas berat, Andre. Lebih baik lo istirahat di rumah."

Wira menutup kotak obat usai mengobati luka lebam yang terdapat di perut Andre yang cukup parah.

"Gue gak bisa Wir masih ada yang harus gue urus. Thanks ya." Walaupun hanya luka lebam namun perihnya hampir menyiksa setiap hari jika dibiarkan. Andre tak ingin Fara sampai khawatir kalau ia terluka makanya meminta bantuan Wira—rekan kerja sesama dosen, untuk mengobatinya.

"Kebanyakan masalah lo Ndre, udah berapa kali gue gantiin kelas lo. Lama-lama dikeluarin tau rasa," kesal Wira.

"Untuk yang ini lebih serius dan gue gak bisa mengabaikan gitu aja." Tanpa ingin berlama-lama di dalam ruangan kerja Wira itu maka Andre langsung keluar dengan cukup buru-buru.









Maka tujuan Andre sampai membuatnya tergesa-gesa ialah lapas yang menahan Jeffreyan.

Sudah tiga hari pria itu ditahan di sana. Dan selama itu pula Andre rutin menjenguk. Entah untuk mengirim makanan ataupun mengobrol. Tapi obrolan keduanya bukan yang santai, tetapi sama-sama penuh amarah.

Jeffreyan mengeluh tak bisa tidur nyenyak dan kehilangan nafsu makan. Ia jauh sekali dari kemewahan yang biasa didapatkan semenjak dipenjara.

"Harus berapa lama lagi gue di sini, anjing!?" Jeffreyan terus mencaci maki Andre ketika bertemu. Kerah kemeja Andre selalu kusut karena pelampiasan amarah putra emas keluarga Aldebaran itu.

"Saya sudah mengirim pengacara yang terbaik. Masa hukuman kamu sampai lima tahun, tapi saya akan berusaha kamu bisa segera cepat keluar dari sini, Rey." Lucu sekali jika dibayangkan. Andre yang meminta agar Jeffreyan bekerja sama dengannya untuk menghabisi Junior, dia juga yang merasa bersalah terhadap Jeffreyan yang membusuk di penjara.

"Gak usah ngomong doang gue butuh pembuktian!" tegas Jeffreyan.

"Iya." Andre sedikit gugup.

Keduanya diam. Jeffreyan menidurkan punggungnya di kursi sembari menjambak rambut amat frustasi. Sementara Andre menunduk tengah sibuk berpikir.

"Kalau aja gue gak mau mengikuti rencana busuk lo ini mungkin hidup gue masih baik-baik aja." Terus seperti itu. Tak bosan Jeffreyan memojokkan Andre.

Andre menghela nafas gusar. "Kamu pikir hidup saya tenang? Saya juga akan masuk penjara jika kasus Chaeyeon dibuka, Rey. Belum lagi saat ini Jessie entah menghilang ke mana sementara anaknya ada di saya."

"Derita lo," sungut Jeffreyan.

Andre berdecak kesal. Waktunya tersisa lima menit untuk menjenguk pria itu.

"Lalu bagaimana pernikahan kamu dan Rose?" tanya Andre lagi.

Jeffreyan menggeleng. "Rose mutusin gue. Dia bilang dia gak mau punya cowok yang udah sampai masuk penjara."

"It does sound bad," monolog Andre yang didengar si lawan bicara sehingga seketika meja itu digebrak kasar oleh Jeffreyan.

"Lo dalang dari semuanya, sialan."

Masih atau tidak mempunyai hati nurani kah si Andre ini, melihat Jeffreyan murka ia justru terkekeh remeh.

"Saya akan segera membebaskanmu. Bertahan. Saya pulang dulu, Rey."

Maka detik itu juga Jeffreyan mengamuk lagi. Bisa-bisanya  mengenal orang selicik dia.








Saat akan keluar dari lapas Andre dikagetkan dengan beberapa polisi yang mengamankan seseorang yang terlihat tidak asing baginya.

"Pak sebentar," tahan Andre.

Polisi menatapnya sinis namun mereka berhenti berjalan secara seketika.

Dengan sigap Andre membuka masker hitam yang laki-laki itu pakai.

Kedua bola matanya membesar. Darahnya mengalir lebih deras. Bersama Jeffreyan ia mencoba mengobrol dengan kepala dingin, tetapi sudah melihat pria itu maka amarah Andre sudah mengepul.

"Tian!"

"Apa kejahatan yang dia perbuat, Pak?"

Polisi itu sedikit membuat jarak pada Andre. Salah satunya menjawab. "Pelaku melakukan kdrt pada istrinya."

"Bajingan," umpat Andre.

"Bagaimana kondisi istrinya sekarang Pak?" sambungnya.

"Istri pelaku meninggal dunia cukup tragis di rumahnya Pak. Tolong kooperatif Pak jangan mengganggu kerja kami, permisi." Lalu para polisi-polisi itu berlalu dari depan Andre.

Tidak cukup sampai di situ saja. Andre tidak merasa puas. Ia rela menyuap polisi agar lebih banyak memaparkan insiden itu.

Seperti saat ini ketika polisi menunjukkan foto keadaan Jessie yang terakhir kali di ambil. Saat wanita itu sudah tewas. Memangnya siapa lagi istri Tian kalau bukan Jessie? Ya, memang wanita itu yang bernasib naas kali ini.

Tangis Andre sudah di ujung kelopak. Dadanya sesak dan seperti ada yang mencabik-cabit hatinya. Sangat sakit.

"Pelaku Tian menyiksa istrinya karena kecemburuan beliau pada mantan kekasih istrinya itu Pak, itulah kenapa dia melakukan ini." Polisi lagi-lagi berbicara.

"Saat ini korban di rumah sakit untuk dievakuasi bersama Tim Forensik kami," lanjutnya.

Andre gelagapan. "Bawa saya ke sana Pak saya mau melihat perempuan itu."








Bagaimana nanti Andre akan menjelaskan pada Aruna?

Anak itu pasti akan sangat bersedih.

Kali ini tangis Andre lebih deras turun ketika sudah berdiri di depan sebuah ruang jenazah dari rumah sakit ternama.

Berbeda jauh saat ia menangis meminta maaf di depan Fara yang tidak sedramatis itu.

Tangan Andre gemetar meraih selendang putih yang menutupi jasad di depannya.

Detik setelah itu, ia seperti tak menapaki bumi. Andre benar-benar hancur ketika mendapatkan jika memang benar Jessie yang di depannya.

"Nggak. Nggak mungkin. Jessie!!!" teriaknya.

Wajah cantik itu babak belur.

Andre mendekapnya erat meskipun tak ada respon dari Jessie.

"Bangun!!!" pinta Andre terisak-isak tangis.

"Aruna... aku gak tahu akan bagaimana menjelaskan pada Aruna. Bangun, Jessie." Ucapannya sudah lirih. Andre tak bernafas secara stabil lagi. Masih seperti mimpi. Beberapa hari lalu Jessie masih ia lihat. Kini wanita itu sudah menutup mata dan takkan kembali.



























Ihhh Jessie mati😭 abis uwu meninggoy eh malah nyusul si mbak ya maap bgt ini huhu :(

Next chapter Tian muncul yahh mau flashback gimana Jessie sampai mati ((( spoiler))))

Udah itu dulu makin gajelas pastiiiiii

Jangan lupa vote dan comment yang banyak 💕💕💕💕

My Everything✔️ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang