10

2K 200 14
                                    

"Jangan libatkan Fara dalam masalah apapun lagi, Rey. Kalian udah putus, dia udah gamau kamu ganggu. Saya mohon."

"Suka-suka gue lah. Fara pernah jadi cewek gue at least dia kenal sama gue lebih lama, gak kayak lo yang baru pertama kali jumpa udah berani ngajak nikah. Lo waras?"

"I'm in love with her, Jeffreyan."

BRAK!

Jelas kini nafas Jeffreyan menderu menatap laki-laki yang duduk di depannya yang tak lain adalah Andre. Tangannya menggebrak keras meja kaca itu, menatap sang lawan bicara amat sengit.

Justru Andre tetap santai di tempat duduknya. Pria itu paham bahwa Jeffreyan akan mudah terbakar emosinya sendiri jika ia merasa terancam.

"Lo manusia yang gatau terima kasih, Andreas Wiratama. My father spent three years supporting you, my father helped to find your father's body that was missing in the plane crash, and look what's happening now?" Jeffreyan menyeringai remeh pada Andre yang menatapnya tajam. "You're trying to take my girlfriend too, right?"

"You don't understand. Saya pernah jadi tutor kamu Rey, I think it's only natural that your father cared for me. Gak ada hal yang perlu kamu cemburuin dari saya," jawab Andre.

Jeffreyan dan Andre mungkin bukanlah perpaduan yang pas jika mereka menjadi kakak dan adik. Pasalnya setiap bertemu selalu ada saja yang mereka ributkan. Tepatnya, Jeffreyan lah yang terus-menerus menyudutkan Andre. Jeffreyan terlanjur membenci seseorang seperti Andre yang takkan pernah jauh dari keluarganya.

Tepatnya ketika Jeffreyan masih duduk di bangku sekolah menengah atas dia dikirimkan seorang tutor oleh ayahnya yang akan menemani Jeffreyan belajar hingga tamat sekolah. Karena saat itu ayah Jeffreyan ingin anaknya bisa masuk ke perguruan tinggi terbaik di Indonesia.

Otak cerdas Andre tak perlu diragukan lagi makanya keluarga Jeffreyan amat menghormatinya. Beberapa kali Andre memenangkan projects besar yang mewakili nama perusahaan keluarga Jeffreyan. Andre dianggap seperti anak kandung oleh orang tua Jeffreyan sampai sekarang.

Kejadian tempo hari ketika Jeffreyan menemui Fara di lantai dua menuju fakultas ekonomi sebenarnya Andre hanya pura-pura tidak mengenal cowok itu. Bagaimanapun Andre sudah berjanji akan menikahi Fara, dia akan melindungi perempuan itu.

"Batalin pernikahan itu atau hidup lo gakkan pernah bahagia," ucap Jeffreyan.

Andre menggeleng dan selanjutnya tampak mengeluarkan suatu benda yang sejak tadi dia simpan di sebelah tempat duduknya. Ah, saat ini Andre berada di rumah Jeffreyan. Laki-laki itu cukup sering pergi ke sana meski hanya mampir sekalipun.

"Percuma kamu minta saya buat batalin pernikahan itu karena gak lama lagi hari itu bakalan datang." Andre berdiri dari duduknya sembari merapikan kemejanya. Melihat Jeffreyan yang memandangi undangan pernikahannya dengan Fara penuh amarah benar-benar hal yang membuat Andre cukup merasa senang. "Fara pregnant my child."

"APA?! LO GILA YA!!!" Kini Jeffreyan sudah mencengkeram erat kerah baju yang Andre kenakan. Sorot mata Jeffreyan merah pertanda dia sangat murka atas hal yang baru dia dengar barusan.

Tak menjawab karena justru Andre semakin ingin menertawakan lelaki itu.

Jeffreyan menjambak rambutnya agaknya dia frustasi berat. Ini tidak bisa dibiarkan. Karena kenal seseorang seperti Andre hidup Fara benar-benar sudah jatuh ke dalam jurang.

Bagaimanapun Jeffreyan memandang Fara seperti adik perempuannya maka dia takkan pernah terima jika orang kesayangannya itu dirusak oleh laki-laki biadab seperti Andre ini, begitu pikirnya.

My Everything✔️ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang