78

289 37 6
                                    

Maaf kalau tulisanku semakin mengecewakan.

2 part terakhir mungkin aku publish hari ini juga

Tapi kagak tau juga dengg wakakakak

Met baca 💓






"Ayah minta maaf Nak tidak bisa menyelamatkan kamu." Andre mengusap nisan bernama Ariella Wiratama itu. Air matanya pun menetes tak terbendung sebab disatu sisi sangat-sangat merindukan si kembar, tapi ia kini malah dihadapkan pada putrinya yang sudah tiada. Tinggal seorang Adrian yang berhasil membuat Andre galau haruskah menemui putranya itu atau tidak. Andre hanya takut diusir oleh keluarga mantan istrinya.

Ingatan Andre memulih. Rasanya ia ingin merampas balik semua yang sempat dimiliki. Tapi, bisakah?

Andre benar-benar tidak mempunyai harapan apapun lagi sekarang. Sudah pasti Fara tidak sudi menerimanya kembali.

Pria itu berdiri dari posisinya. Sudah cukup lama ia berada di pemakaman Ariel.

Sembari membenarkan kacamata hitamnya Andre berjalan meninggalkan tempat tersebut yang memang hanya dikunjungi oleh dirinya pada siang itu.

Tujuan Andre selanjutnya ialah pergi ke rumah Fara. Kemarin, saat di rumah sakit meskipun sempat ada perselisihan sengit antara Andre dan Dierja, tetapi hal yang mampu membuat Andre lega yaitu dia masih diizinkan menemui Adrian sekedar melepas rindu.

"Sial wajah gue jadi bonyok semua nih." Ia menggerutu menatap cermin yang ada di dalam mobil. Wajah tampannya tampak terisi jejak-jejak merah yang mulai menggelap, dan rasanya masih lumayan perih kala Andre menyentuhnya. Dierja sangat bringas menghabisinya sampai-sampai Andre ingin mencabik-cabik wajah pria itu yang anehnya sudah mampu meluluhkan hati Fara selain dirinya.

Tanpa membuang waktu maka Andre langsung menancap gas mobilnya. Kendaraan satu-satunya yang ia dan ibunya miliki.

Di tengah perjalanan ponsel Andre berdering. Pria itu mengambil ponselnya, meski satu tangan tengah sibuk menyetir.

"Ck, sekarang mau apalagi sih nih cewek?!" Lagi-lagi mengomel sendiri. "Gak bisa saya ikut sama kamu, saya lagi banyak urusan. Nanti lagi yah."

Digeletakkan ponselnya secara kasar di ruang kosong sampingnya. Andre menghembuskan nafas kasar.

Ia baru saja menerima panggilan telepon dari Ajeng yang digadang-gadang sebagai calon istrinya. Itupun karena mereka dijodohkan, padahal saat itu jelas-jelas Andre dan Fara belum resmi bercerai. Lalu tadi, tiba-tiba Andre diminta oleh Ajeng untuk ikut dengannya untuk fitting baju pernikahan mereka.

Sampai tibalah Andre di sebuah rumah megah dan mewah yang didominasi oleh warna putih pada penampakan luarnya.

"Ini bener rumah Fara? Gue gak nyangka dia bisa sekaya ini sekarang."

Andre keluar dari mobilnya.

"Nyari siapa ya Pak?" Dua satpam menahan Andre tepat di depan pagar rumah.

"Saya Andreas Wiratama mantan suaminya Fara, majikan kalian," jawabnya.

"Kami tidak bisa izinkan masuk sebelum mengonfirmasikan langsung pada Nyonya Fara, Pak. Tunggu sebentar." Salah satu petugas keamanan mencari ponselnya, lalu tampak menelepon seseorang. "Jadi kasih masuk saja Bapak ini Bu?"

"Iya baik Bu," akhir pria itu sembari memutuskan telepon. "Mari masuk Pak."

Andre berdecak. Ribet banget buat dapat izin menemui seorang Fara. Maka ia bergegas menuju mobilnya untuk masuk ke dalam halaman rumah mewah itu.

"Selamat datang Mas Andre."

Maka Andre cuma tersenyum singkat. Gelagat Fara seperti terlalu ingin menyombongkan kekayaannya.

My Everything✔️ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang