23

877 111 41
                                    

Vomment! Happy reading

Cuaca hari ini entah mengapa terasa masih sangat terik. Padahal jam sudah berada di pukul empat sore hari. Karena ruangannya terasa begitu gerah maka Andre yang seharian ini hanya tidur memutuskan keluar dari kamar.

Langkah kaki Andre bergerak lemah, begitu pula kepalanya yang begitu berdenyut nyeri. Ia menyadari kalau beberapa hari ini cukup sibuk. Andre hanya mengira, mungkin saja rutinitas yang padat membuat kesehatannya jadi agak menurun seperti ini.

Mendapatkan rumahnya yang sepi lantas batin Andre bertanya. Ke mana semua orang?

Tapi tunggu dulu. Suara-suara berisik di dapur seketika membuat Andre berbalik badan guna mengecek. Alisnya menukik tajam menemukan ada Fara yang terlihat cukup sibuk di sana. Mau tak mau Andre memutuskan untuk menghampirinya mengingat jika hanya ada istrinya sekarang di rumah.

"Kamu ngapain, Ra?" tanya Andre sekadar basa-basi semata. Andre berdiri di meja dapur yang tinggi sampai sepinggangnya itu. Jari jemari memegang erat permukaan meja sebab rasa sakit di kepala yang cukup kuat.

Sementara Fara menghembuskan nafas kasar. Dia sedang menghangatkan lauk hari ini. Saat dirinya menatap sang suami maka langsung kaget saat mengetahui pria yang mempunyai selisih umur sepuluh tahun darinya itu sangat pucat dan lemas.

Soalnya, tadi Fara hanya menduga kalau kebetulan Andre libur maka dia hanya ingin tidur saja hari ini karena dia benar-benar merasa kecapekan.

"Kamu kenapa kok kek lemes gini Mas? Kamu sakit?"

Usai mematikan kompor dengan buru-buru, Fara mendekati Andre.

Fara menaruh telapak tangan di atas kepala suaminya. Sampai menjengit kaget karena suhu tubuh dosen tampan itu panas. Ah, kalau tahu Andre sakit, Fara takkan nekat pergi ke rumah ayahnya hari ini.

"Kamu demam Mas. Kamu sekarang aku anterin ke kamar lagi ya, nanti aku bikinin bubur biar kamu bisa minum obat. Maafin aku gak tahu kalau kamu sakit gini." Ia merasa menyesal.

Senyum tipis Andre terangkat sambil menyentuh pipi wanita di depannya untuk dielus.

"Gak papa Fara, saya baik-baik aja kok. Kamu kalau mau lanjut masak, silahkan. Saya temenin di situ ya." Andre menunjuk ke arah meja makan.

Fara bergeleng. "Aku mau anterin kamu balik ke kamar! Lagian ini cuma angetin sayur kok. Udah beres. Yuk Mas aku bantu."

Saat menyaksikan bagaimana Fara memeluk lengannya lalu menuntun langkah mereka menuju kamar, hati Andre merasa teduh.

"Mas Andre istirahat aja di sini ya. Aku mau nyelesain sedikit pekerjaan rumah dulu, sama nanti aku balik bawain bubur buat Mas," ucap Fara.

Otomatis Andre menganggukkan kepala meskipun sambil mengusap tengkuk leher dengan canggung. Agak merasa sungkan rupanya melihat tindakan lembut Fara yang diberikan kepadanya.

Andre mencekal lengan wanita itu yang sudah berdiri saat ini.

"Terima kasih ya Fara kamu mau repot-repot ngurusin saya seperti ini," katanya pelan.

"Gak perlu makasihlah Mas, aku ini kan istri kamu." Yah,  walaupun pernikahan kontrak. Fara ingin melanjutkan kalimatnya, tetapi diurungkan. Ia tak begitu yakin dengan pernikahannya sendiri. Mau dibilang pernikahan mereka hanya karena ingin mencari jalan keluar dari masalah masing-masing pada awalnya, pun Fara kurang setuju. Mengapa? Karena seiring berjalannya waktu justru Fara sungguh sudah mencintai Andre.

Ia bagai tersesat dalam labirin yang tak mempunyai pintu untuk keluar.

Fara hanya tersenyum pahit kemudian ia keluar dari kamar.

My Everything✔️ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang