43

567 70 3
                                    

Yeay double update. Seneng???





Tahu sendiri sampai kapan pun Fara tidak akan lupa pada ayah dan adiknya sekalipun dia sudah berkeluarga.

Ada satu hal yang membuat wanita itu sedikit merasa ada yang janggal ketika berada di rumah ayahnya.

"Januar di mana kok gak kelihatan? Gue juga gak nemuin ada barang-barang dia di sini lagi."

Fara bertanya pada Javiar yang sedang nikmat memakan sepotong martabak manis yang kakaknya bawakan.

Bahkan dia bukan langsung menjawab pertanyaan kakaknya malah terlihat masa bodoh saja.

"Dek gue nanya sama lo lho ini. Javiar mana?" Fara bertanya sekali lagi.

"Udah pergi ya elah. Dia gak bakalan tinggal di sini, kan Mama kesayangannya itu yang jemput." Cowok yang tahun ini genap berumur 21 tahun itu menyeka mulutnya dengan tisu yang terdapat di depannya amat santai sementara di satu sisi Fara sudah menyimpan tanda tanya besar perihal semua penuturan Javiar barusan.

"Mama Januar maksud lo Bunda kan? Kenapa kok Bunda jemput dia sih? Sempet ada masalah ya emangnya akhir-akhir ini? Ayah sama Bunda hubungannya baik-baik aja kan, Jav?" Sampai-sampai Javiar mengacak kasar rambutnya akibat banyaknya pertanyaan yang Fara lontarkan sehingga pusing harus menjawab yang mana terlebih dulu.

"Berisik lo Far, capek gue. Dah ya gue mau tidur." Javiar pergi dari hadapan kakaknya. Dia memilih masuk ke dalam kamar.

Tak lama Erlangga pulang kerja. Ayahnya Fara itu masih bekerja sebagai driver ojek online untuk menghidupi keluarganya. Meskipun yang diketahui Javiar juga sudah punya pekerjaan sendiri tak membuat ayahnya ingin menjadi beban anak.

"Ayah udah pulang ngojek?" Fara mencium tangan Erlangga penuh sopan saat pria itu sudah berdiri di depan ambang pintu.

Erlangga sedikit kaget mendapatkan putrinya yang pulang hari ini.

Lantas mengelus rambut Fara penuh sayang.

"Seneng Ayah tahu kamu ke sini, Kak. Gimana kabarnya? Sendirian aja?" tanya Erlangga lembut.

Fara mengangguk. "Aku baik, Yah. Ayah juga, kan?"

"Alhamdulillah Ayah baik dan sehat-sehat aja kok, Nak. Ojek Ayah juga rame." Erlangga merangkul putrinya masuk ke dalam rumah hasil pemberian dari Januar itu.

Fara sontak bernafas lega mendengar kabar menyenangkan tersebut.

Jika tadi keresahan yang Fara alami tak terjawab ketika bertanya pada Javiar, maka wanita itu tak menyerah dengan kali ini melemparkan pertanyaan yang serupa pada ayahnya sekarang.

"Aku dari tadi gak ngeliat Januar deh, Yah. Dia di mana ya?" tanya Fara.

Seketika mimik wajah Erlangga berubah tak menyenangkan. Namun, ia hanya tersenyum getir di depan putri pertamanya itu.

"Biarin Januar balik tinggal sama orang tuanya Fara, dia kan emang sudah terbiasa ikut sama Bunda dan ayah barunya itu. Gausah ngomongin dia lagi ya. Ayah laper nih kamu mau ikut makan malem sama Ayah gak?" tawar Erlangga yang senyuman di wajahnya semakin lebar terlihat.

"Iya mau kok Yah, yuk makan." Dengan sangat manja Fara memeluk lengan ayahnya seiring mereka berjalan menuju meja makan.

"Javiar keluar sini kita makan dulu." Erlangga menginterupsi kediaman Javiar di kamar.

Maka Javiar cuma berdeham sebagai jawaban. Tak lama anak itu ikut menimbrung di meja makan bersama kakak dan ayahnya.

Ketiganya makan malam dengan tenang. Tentunya ada obrolan ringan yang mengisi agar suasana tak terlalu terasa sunyi.

My Everything✔️ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang