50

465 60 30
                                    

Yuk njajal pake target. 100 views, 30 vote, 20 comment yah, baru update lagi... bisa gak🤭

Jangan lupa vote comment hshs

Happy reading ❤️







Kopi yang cantik dan masih hangat itu dihidangkan di depan Fara. Aromanya yang kuat memenuhi indera penciumannya.

Nasibnya malah berakhir sebagai ibu rumah tangga saja sekarang, sementara melihat sang adik sudah sukses menjadi pebisnis di usia muda. Jelas Fara iri.

Miris kalau diingat-ingat. Fara pernah menyombongkan diri di depan Javiar, kelak diantara dua anak Ayah dirinyalah yang bisa menaikkan derajat keluarga karena mampu sampai di bangku kuliah. Nyatanya sekarang apa?

Eksistensinya mungkin takkan terlihat kalau disandingkan dengan Javiar.

Mulai dari bekerja sebagai kasir minimarket, sampai sekarang sudah mempunyai kafe yang sukses namanya padahal belum lama hadir.

Untuk mencari uang bukanlah hal yang mudah. Javiar sudah merasakan masa pahitnya. Tapi itu tidak membuatnya putus asa malah semakin suka bekerja.

Bahkan ketika sang kakak memintanya untuk mulai memikirkan perihal asmaranya sendiri, Javiar selalu ngotot bilang nanti dulu soal itu.

"Gak dimarahin suami sama ibu mertua lo keluar main kayak gini?" Si bungsu keluarga Erlangga mulai bicara untuk membuka obrolan mereka.

Fara datang sendiri ke kafe adiknya itu yang dirintis bersama beberapa sobat kentalnya.

"Ibu mertua gue gak masalahin kalau semisal gue mau nongkrong sama temen sesekali. Kalau izin ke Mas Andre susah, dia gakkan ngasih," jawab Fara.

"Jadi maksud lo, ini lo pergi sendiri tanpa ngomong dulu ke suami lo ya?" tebak Javiar yang langsung Fara jawab dengan mengangguk pelan. Tampak agak takut-takut.

"Ck."

"Kenapa sih? Kan gue butuh refreshing, gue perlu tahu dunia luar, have fun kayak dulu lagi Dek." Terdengar jelas kalau Fara sedikit tersulut emosi.

"Ya kalau si Om Andre itu gak tahu kalau lo ini lagi di luar sama aja ntar jadi lo yang kena damprat, bego. Yaudah deh ntar lo balik sama gue. Gausah ada penolakan!"

Bisa-bisanya Javiar yang mencoba melindungi sang kakak, si puan malah terlihat heran kemudian menolak keras.

"Buat apa?? Helooo.. tumben lo peduli! Gue balik sendiri! Habis dari sini gue mau shoping bareng Raya sama Delia," kata Fara.

"Fara, plis." Dari nada bicara Javiar seperti tulus memohon supaya Fara gak usah lanjut nongkrong ke mana pun habis dari kafenya ini, dan sumpah itu seperti baru pertama kalinya dia lihat adiknya terlihat sayang beneran sama dia.

Tapi perempuan itu tidak peduli dengan usaha Javiar.

Setelah menghabiskan kopi itu Fara pergi dengan perasaan agak dongkol. Bahkan tak mau mengucapkan terima kasih karena sudah dihidangkan kopi terbaik dari tempat itu langsung dari tangan si pemilik.

Dia pikir Javiar semula akan senang ketika tahu kalau dirinya mulai berani kembali menunjukkan diri di muka umum seperti dulu jaman-jaman masih gadis. Namun, nyatanya sama saja si Javiar itu.

Tidak berbeda dari entah itu Andre bahkan ayahnya sendiri yang melarangnya untuk keluar rumah sejak ia sudah menikah.

Apalagi menikah muda karena hamil duluan.

Seolah dirinya sudah terlahir menjadi aib terbesar untuk banyak orang.

Sehingga sampai di sinilah Fara sekarang, di mall daerah Jakarta yang sudah disambut dua sahabat kesayangannya.

My Everything✔️ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang