71

268 41 12
                                    

Ending kalo udah part 40 yah

Yuk siap-siap!! Sad or happy ending???

Met baca~~

Jangan lupa vote comment 💖💖











Ketika mereka sampai di lobby RS Mutiara itu maka Fara dengan cepat menahan Dierja yang masih mendorong kursi rodanya dengan cara memegang punggung tangan pria itu.

Dierja langsung menghentikan kegiatannya. Air mukanya menunjukkan kebingungan.

"Stop di sini aja Mas soalnya aku tadi datengnya bareng Alya."

Ternyata masih sama sikap Fara padanya. Dingin.

"Aku emang sengaja nyusulin ke sini buat jemput kamu, Ra." Sebenarnya alasan Dierja susah dihubungi karena pagi tadi dia pergi mengunjungi makam istrinya untuk berziarah yang rutin dilakukan setiap hari Jumat. Pun tidak terlalu lama di sana mengingat bahwa Dierja hari ini memang berencana menemani Fara terapi jalan lagi. Namun, hal tak terduga menghampiri, ia malah harus mendatangi salah satu pabrik sepatu miliknya yang mengalami kendala.

"Tadi aku kena macet makanya lama nyampenya."

Aneh, mulutnya justru berbohong.

"Tumben HP kamu susah dikabari," kata Fara.

"Aku malah belum ada lihat HP, serius demi apapun." Dierja benar-benar ingin membuat Fara mengizinkannya untuk mulai dekat dengannya kali ini.

"Apapun urusan yang kamu lakuin tadi aku gak terlalu mau ikut campur sih Mas. Oh iya, makasih ya tadi udah bawa aku pergi dari depan ibu mertuaku. Gak tahu deh gimana jadinya kalo tadi aku sama dia masih terus berantem." Diterbitkannya senyuman manis itu dari bibirnya meskipun Fara sebetulnya masih diselimuti amarah sekarang.

Ngomong-ngomong Fara jadi penasaran bagaimana Dierja bisa tahu dirinya ada di RS Mutiara ini?

"Tadi aku udah ke rumah kamu tapi malah ketemu Javiar trus si adek kamu itu bilang kalo kamu terapi hari ini ditemenin pacarnya dia, pas aku udah mau pergi Javiar dapet kabar lagi dari Alya kalo kamu mau jengukin Andre. Aku udah feeling gak enak kalo kamu jengukin Andre Ra karena keluarga dia udah gak suka banget sama kamu makanya aku langsung nyusul ke sini," jelas Dierja belum ditanya tapi seolah sudah tahu kalau Fara pasti akan menanyakan ini.

"Mas Dierja kalo kamu punya urusan lain gak papa kok buat urus urusan kamu dulu, jangan terlalu keras buat ngikutin aku terus. Yang ada nantinya aku gak nyaman Mas, gak enak juga dilihat orang-orang kita kan gak punya ikatan apapun," ucap Fara.

Dierja berjalan ke hadapan wanita itu. Ia yang tiba-tiba berjongkok membuat Fara mendelik kaget sekaligus malu.

Namun mulutnya kelu untuk menegur.

Alih-alih menyuruh Dierja berdiri tapi Fara justru diam sembari mendengarkan pria itu kembali berbicara.

"Sekarang kamu sudah tahu perasaanku Ra, jadi kalo aku ingin dekat-dekat dengan kamu terus seperti ini seharusnya kamu sudah tidak heran." Dierja seperti menggoda Fara tapi sayangnya wanita itu sama sekali tidak tersentuh.

Hati Fara sama sekali tidak tergugah itu karena dia mulai bosan untuk mencoba membuka hati buat pria baru sementara suaminya masih ada. Andre pasti akan segera membuka matanya lagi.

"Belum ada satu kemungkinan pun aku akan balas perasaan kamu. Maaf, aku masih nunggu Mas Andre," balas Fara.

Sehingga itu membuat Dierja menghela nafas. Ia berdiri dari posisinya.

"Ya sudah, Alya di mana?" tanya Dierja.

"Bentar aku tanyai dia dulu ya." Tampak Fara merogoh isi Sling bag itu untuk mengambil ponselnya.

My Everything✔️ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang