30

893 108 46
                                    

Sedikit 🔞 di awal hehe




Fara benar-benar tak berpikir jika Junior mempunyai niat yang buruk padanya. Tapi ia juga sama sekali tak tahu apa yang akan cowok itu lakukan terhadapnya suatu saat nanti. Berkali-kali mencoba menghubungi Junior lagi, tetapi tak menerima satu pun jawaban darinya. Padahal Fara hanya ingin Junior memberikan alasan mengapa tega sekali meninggalkannya di cafe sendirian.

Bukan menanyainya yang aneh-aneh. Fara masih mencoba mempercayai Junior adalah orang yang baik.

Pintu kamar terbuka, menunjukkan Andre yang masuk dengan membawa nampan. Pria yang lebih tua sepuluh tahun dari Fara itu mendekatinya. Karena keadaan Fara hanya perlu bedrest dia sudah diperbolehkan pulang ke rumah. Fara tak menyangka jika Andre merelakan waktu kerjanya hanya untuk merawatnya.

Andre memandangi wajah Fara secara detail yang otomatis membuat wanita itu tergugup.

"K-kenapa lihatin aku gitu, Mas?"

Suaminya menggeleng. "Capek saya kadang sama kamu, Fara. Sudah berulang kali dibilang jangan pergi dengan orang gak dikenal. Lihat, karena kecerobohan kamu ini lagi-lagi nyawa anak kita terancam."

Jari-jemari Fara meremas bantal yang berada di atas pahanya. Ia memandangi Andre begitu berang.

"Aku tahu kamu sayang sama bayi ini, tapi kamu gak pernah mikirin soal perasaan ibunya, Mas. Semua ucapan-ucapan kamu itu selalu aja menyudutkan aku. Seolah-olah aku gak mau buat mengandung anak ini." Fara mengusap kasar air matanya yang jatuh. Ia tidak ingin terlihat lemah, tapi hatinya sangat perih dengan pernyataan Andre yang terlalu tajam buat didengar.

"Saya lagi gak pengen berdebat. Kamu makan sekarang ya," ujar Andre dingin.

"Gak usah sok manis deh Mas. Aku udah mulai muak sama kamu." Fara tertawa remeh melirik pria itu. "Kamu memang gak pernah mencintai aku. Kamu cuman perduli sama bayi ini. Cinta kamu masih ada buat Jessie, kan?"

Andre berdecak. "Cukup ya, Ra! Saya dari tadi nahan emosi buat bersikap tenang sama kamu. Kamu ini selalu membawa-bawa Jessie dalam obrolan kita. Saya terlihat seperti masih mencintai dia memangnya? Karena pikiran negatif kamu itu kamu sampai-sampai gak pernah melihat bagaimana ketulusan cinta saya buat kamu sendiri?"

"Kamu tidak terlihat seperti mencintai aku, Mas Andre." Fara menekankan ucapannya yang sudah lirih.

Detik itu juga Andre membuang guling yang membuatnya dan Fara mendapatkan jarak. Andre menarik leher Fara lalu menghisap kuat bibir wanita itu sangat pas dalam sekali tangkapannya. Ia tak memikirkan rasa sakit ketika Fara memukul-mukul tubuhnya karena meminta berhenti untuk mencium.

Andre melepaskan pagutan itu. Ia tertawa kecil melihat Fara yang kelihatan sesak nafas.

"Kamu gila ya!" pekiknya.

Jika berpikir bahwa Andre sampai di situ saja maka salah. Ia melepaskan tiga kancing atas dari kemejanya. Kaki-kakinya menaiki tempat tidur.

Fara semakin menabrakkan badan di papan kayu itu. Ia menggelengkan kepalanya berulang kali melihat Andre yang sudah ada di depannya.

"I love you."

Tubuhnya bergetar menahan setiap perlakuan Andre yang tak main-main dalam hal seks pria itu sangat bringas. Fara kewalahan menyeimbanginya.

"Nggh m-mas."

"Keluarin aja, sayang."

Andre melumat bibir Fara lagi, sementara tangannya aktif pada dada wanita itu.

Maka bisa dipastikan teriakan Fara cukup keras saat sampai di puncaknya. Pun Andre benar-benar tak membiarkannya untuk pergi.

Perut besar istrinya tak membuat Andre merasa risih. Ia bermain lebih pelan. Tapi itu tak terbayang sampai membuat Fara menangis. Bukan merasa kasihan, justru semakin membuat bahagia Andre terukir.

My Everything✔️ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang