13

1.4K 163 24
                                    

"Maaf ya Aruna emang suka gini kalo ada cowok dewasa di deket dia pasti semua dipanggil Papah, soalnya kan Papahnya itu kalo kerja di luar kota suka lama pulangnya jadi Aruna kangen sama Papahnya."

Jessie merapikan rambut anak cewek berusia sekitar tiga tahun yang dipangkunya.

Melihat sifat keibuan seorang Jessie maka Andre yang satu tempat duduk bersama wanita itu di taman rumah sakit hanya bisa tersenyum kagum. Syukurlah ikut bahagia—batinnya karena bisa melihat wanita yang hampir menjadi istrinya itu kini hidupnya baik-baik saja meski tidak mengukir masa depan bersama dirinya.

"Andre kamu kenapa ke rumah sakit? Yang sakit siapa?" tanya Jessie yang memang tidak sungkan untuk membuka obrolan dengan siapapun.

Andre lantas menatap Fara yang duduk di sampingnya namun ia punggungi sejak tadi.

"Periksa kandungan Jes, istriku hamil." Jujur rupanya.

Pupil mata Jessie melebar bersamaan dengan ia menarik senyum.

"Selamat ya, Andre. Kamu udah nikah kok gak ada kabarin aku sih? Ceritanya mau lost contact, gitu?" sarkas Jessie.

"Nggak gitu ya Allah hahah. Ntar kalo aku hubungi kamu lagi ntar Iyan marah, emang enggak?" kata Andre.

Jessie seketika membungkam mulut, dia melihat wajah pria di depannya itu lamat-lamat.

Cukup dibuat bingung saat tahu jika Andre seperti telah melupakan kejadian masa lalu begitu saja. Bukan apa-apa, maksud Jessie adalah seharusnya Andre yang marah dan kecewa karena Tian lah yang merusak hubungan mereka.

Ingatan perempuan itu berputar cepat seperti kaset rusak.

Seakan dia kembali ke waktu itu.

Pacaran dengan Andre hanya bertahan satu setengah tahun karena mereka memutuskan untuk menuju ke jenjang yang lebih serius yaitu pernikahan.

Sebab melihat umur keduanya yang sudah siap menikah maka tak perlu memperlambat semuanya.

Ada satu hari di mana semuanya kenangan yang indah diukir malah hancur dalam sekejap.

Saat itu Andre, Iyan, Johnny, Yuta dan beberapa orang lagi merencanakan liburan bersama. Semuanya membawa pasangan masing-masing. Kaum cowok bebas merokok dan minum miras— lagipula umur sudah legal dan gak afdol kalau pesta gak ngelakuin hal nakal kayak gitu di circle-nya mereka. Toh cuma sehari kan.

Andre yang paling gak bisa minum alkohol. Baru segelas pria itu udah mabuk parah. Maka yang direpotkan tentu saja Jessie.

Jessie memapah tubuh Andre masuk ke kamar pria itu di sebuah villa yang sudah mereka pesan selama tiga hari.

"Jessie aku sayang kamu, aku cinta kamu. Kamu cantik banget hahahh." Bicara Andre melantur karena udah dipengaruhi oleh alkohol. Andre mengunci tubuh Jessie yang sudah duduk di sebelahnya.

Jessie merinding hebat, takut kalau pacarnya itu melakukan hal yang seharusnya gak dibolehin.

"Andre jangan kayak gini dong, kamu sadar ayoo!" paksa Jessie sambil memukul-mukul lengan Andre yang mulutnya diam tak bersuara namun tangan Andre gak berhenti mengelus paha pacarnya.

"Jessie kamu sayang aku kan?" tanya Andre.

Perempuan itu mengangguk tanpa basa-basi.

"Kalo gitu buktiin dong sekarang!" Andre tiba-tiba tertawa.

Semakin takut Jessie tapi pria itu semakin gencar merapatkan jarak.

Bugh

"Jessie ayo keluar!" Melihat Andre yang pingsan di tempat tidur itu Jessie cuma bisa memandanginya. Jessie ikut langkah kaki Iyan yang membawanya entah ke mana.

My Everything✔️ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang