✨ firefly | 66

25.7K 3.7K 724
                                    

H A P P Y

R E A D I N G! 🥳🌸

"Ini cuman perkara status, kalau soal komunikasi, aku jamin enggak akan putus."

— Nada

Resminya Lanang menjadi terdakwa dan dijatuhi hukuman 25 tahun, membuat saham KR Group tiap harinya semakin merosot turun, yang mana hal itu juga berimbas pada Zenland, karena pemasukan terbesar mereka ada pada KR Group.

Haditama memang masih menyuntikan dana, namun tidak sampai ke tangan Zeafran. Mereka menyiapkannya khusus untuk Lanang, seperti kemauan Adi pada James, sebelum kecelakaan itu terjadi, hingga laki-laki itu terbebas dari penjara.

Sementara pagi ini, di mana Aresh pertama kali menginjakkan sepatu di lantai sekolah setelah liburan semester satu, juga kasus sang bunda dinyatakan bersih, semua anak seolah menyambut dirinya bak pangeran kerajaan.

Ck. Aresh tertawa dalam hati.

Wajah-wajah yang dulu selalu memaki kini bahkan dengan tidak tahu malunya ikut menyoraki, hingga tak segan mendekati.

Hanya ada satu di antara mereka, yang selalu percaya, meski pernah ia sambit dengan seberkas luka.

"Pagi, Aresh!"

Ah, sapaan itu. Sapaan yang sudah lama tidak didengarnya, akhirnya kembali.

Aresh mempercepat langkah, mendekati seorang gadis berkucir kuda di pintu lobi, lalu merundukkan kepala begitu jarak tinggal bersisa selangkah saja.

"Pagi juga, Lagu."

Kening Nada mengerut sebentar, sebelum mendengus geli. "Tinggal panggil nama, apa susahnya?"

"Kamu mau aku panggil pake nama?"

Kepala itu mengangguk-angguk.

"Syaratnya satu."

"Apa?"

"Balikan dulu."

Bibir Nada mencebik.

"Kamu mau balikan sama aku?" tanya gadis itu balik.

"Iya, dong."

"Syaratnya satu."

"Apaan?"

"Akur sama kak Juna dulu." Nada menjulurkan lidah sebelum berbalik meninggalkan Aresh yang mati kutu di tempat.

Aresh mengambil langkah cepat, dan tanpa segan merangkul bahu Nada, begitu berhasil menyamai langkah mereka.

"Kenapa kamu selalu ngelak kalau aku ajak balikan? Apa kamu udah enggak ada rasa lagi buat aku? Atau gimana?" tanya Aresh ketika mereka mulai menaiki tangga.

"Masih, kok."

"Ya, terus, kenapa enggak mau?"

"Pengin aja."

Kedua manik Aresh mendelik. "Pengin aja? Alasan macem apa itu?"

Nada terkekeh ringan. "Sebenernya, aku sengaja menunda."

"Nunda gimana?"

"Di semester dua ini, kita udah enggak bisa santai-santai. Banyak tes sana-sini yang akan kita hadapi, juga masa depan yang harus kita pikirkan. Baik aku, juga kamu, kan, punya cita-cita mau kuliah di mana, nah, di semester dua inilah kita harus memusatkan fokus ke situ."

Firefly • completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang