✨ firefly | 51

20K 3.1K 660
                                    

*Cuci mata dulu 😀*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Cuci mata dulu 😀*

Okelah, langsung aja,

H A P P Y
R E A D I N G! 🥳❤️

"Gue lebih milih jadi bego, ketimbang harus kehilangan lo."

— Aresh

Kening Aresh mengerut seiring data di layar laptop itu tersaji di depan mata. Kacamata yang bertengger di tulang hidung pun terkadang ia betulkan, saat dirasa letaknya kurang nyaman.

Umurnya memang baru mau delapan belas tahun Februari nanti, tapi otaknya selalu bekerja untuk hal-hal yang seharusnya umur dua puluh lima ke atas pikirkan. Perusahaan, karyawan, saham, dan musuh bisnis.

Mungkin karena sedikit pengetahuan tentang bisnis dari mendiang Adi—ayah kandung Aresh dan Rasha yang baru meninggal beberapa bulan lalu—sejak Aresh masih duduk di bangku SMP hingga beliau terbaring koma di rumah sakitlah, yang membuat semangat Aresh untuk berbisnis mulai merangkak secara alami di hati.

Menggulir data yang ada hingga ke bawah, Aresh mengamati nana perusahaan apa saja yang masih bekerjasama dengan Haditama. KR Group, MOSE Corp, WLS, EZR, juga ...  mata Aresh kemudian terpaku pada satu nama perusahaan yang terlihat tidak asing di matanya.

Zenland.

"Zenland?" Aresh mencoba mengingat-ngingat dengan baik nama perusahaan itu. Setahunya, ia pernah mendengar perusahaan itu dari mulut seseor—

"Bunda kenapa nyuruh Aresh ke sini? Apa ada sesuatu yang penting?"

"Tadinya mau ngobrolin masalah saham yang ditanam di perusahaan Zenland sama kamu. Cuman udah diatasi sama pak Andra tadi."

Ah, itu dia!

Zenland. Perusahaan yang baru sekitar tiga bulan mendatangani kerjasama dengan Haditama. Tapi, kenapa kecurigaan Aresh jauh lebih besar mengarah pada perusahaan itu dibanding yang lain?

"Gue harus cari tahu tentang Zenland."

Diraihnya ponsel di atas buku tebal berjudul Ilmu Fisika itu, lalu mencari sebuah kontak dengan nama 'Bang Ethan' di deretan kontak dengan awalan huruf B. Begitu dapat, Aresh langsung menghubunginya.

"Assalamu'alaikum, Bang. Gue ganggu enggak, nih, telfon malem-malem?"

Di seberang sana, Ethan tertawa ringan, "wa'alaikumussalam, enggak, Resh, gue baru aja kelar mandi. Kenapa?"

Firefly • completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang