✨ firefly | 21

41.2K 6K 1.9K
                                        

Selamat Hari Raya Idul Adha 1441 H bagi kawan-kawan pembaca Firefly yang beragama muslim 🌙
Mohon maaf apabila sebagai penulis, kak Fi banyak salah sama kalian, ya 🙏

Oke, langsung aja 😎

H A P P Y
R E A D I N G! 🥳

“Kamu punya hati yang bisa terluka kapan aja. Kalau aku cuman jadiin kamu pelampiasan, sama aja aku termasuk ke dalam daftar alasan yang bikin kamu terluka.”

—Nada

Hari terakhir ujian, semua anak-anak GUSTAV mendadak ceria setelah kemarin diserang suntuk selama tujuh hari.

Mungkin, hanya Nada. Murid yang sejak awal diadakannya ujian, hingga akan berakhir pun selalu nampak bahagia seakan ujian itu bukanlah apa-apa.

Nada yang sudah selesai mengerjakan mata pelajaran terakhir berupa bahasa Inggris, lantas maju ke depan, memberikan lembar jawab dan menyalami ketiga guru pengawas sebelum meraih tas yang dijejer di depan kelas.

Ujian tengah semester telah selesai bagi seorang Nada. Namun, jenuh menyapa hati tak lama kemudian. Ia hanya merasa enggan apabila harinya hanya berkahir dengan menyelesaikan soal lalu pulang ke rumah.

Karenanya, Nada pun melangkahkan kakinya menuju ruang OSIS. Sempat juga maniknya bertemu dengan netra Aresh, yang masih duduk di kursinya, yang berada di area depan, mengingat nama depannya berawalan huruf 'C', kala melewati kelas XI IPA 3.

Namun gadis itu hanya diam karena tidak berniat untuk mengganggu Aresh, juga penghuni kelas XI IPA 3.

Pemandangan Nada yang hilir mudik sendirian ketika ujian masih berlangsung kira-kira 30 menit lagi, bukanlah hal baru di SMA GUSTAV. Sama halnya ketika sang kakak, Rama, kala masih bersekolah di sini.

Tiba di tempat tujuan, Nada membuka daun pintu, lalu ditutupnya kembali dan meraih remote AC, mengatur suhu agar tidak terlalu dingin. Barulah kemudian Nada duduk di bangku kesukaannya, meraih buku astronomi yang dipinjamnya dari perpustakaan, kemudian dibacanya secara seksama.

Baru lima menit membaca, Nada mendengar suara pintu ruang OSIS terbuka. Begitu menoleh dan menjumpai wajah Aresh di sana, senyum Nada terukir lebar.

"Siang, Aresh!" sapa gadis itu ceria.

Aresh memang tidak menjawab, namun laki-laki itu berjalan mendekat, lalu merebut buku di tangan Nada dan memasukkannya kembali ke dalam tas gadis itu.

"Lho, Resh, kok, buku aku dimasukin? Kan lagi dibaca."

"Ikut gue."

"Ke mana?"

"Jengukin bokap."

Kepala Nada sedikit miring ke kiri. "Kenapa kamu ngajak aku? Kenapa enggak kak Rasha atau Dita ... mungkin?"

Aresh memutar bola mata, "gue udah bilang, mereka berdua itu berisik, bikin kepala gue pening dengernya."

"Berarti aku enggak berisik, gitu?"

Tangan Aresh terulur ke tengkuk, lalu menggaruknya meski tidak gatal. "Anggap aja gitu."

Nada berkedip dua kali. "Tapi setahu aku, Dita enggak cerewet, Resh."

Tanpa membalas perkataan Nada, Aresh berdecak lalu menarik tangan kiri gadis itu dengan tangan kanannya, mengabaikan pekikan Nada yang begitu nyaring karena terkejut.

Firefly • completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang