✨ firefly | 44

23.9K 3.8K 572
                                        

✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hati aku sudah terpaut pada satu nama, jadi aku minta, jangan terlalu meluapkan rasa, karena aku enggak mau membuat kamu terluka."

-- Nada

Sudah pemandangan hal biasa, bila menemukan seorang Nada, yang duduk bersila di bawah pohon, dengan kondisi kedua tangan yang memegangi sebuah buku.

Wajahnya yang ayu, walau hanya membisu, seolah tak pernah gagal merebut perhatian orang-orang yang melintas di sekitar. Termasuk, seorang Denov, yang kehadirannya sempat membuat beberapa anak gadis heboh di tempat.

"Akhirnya kamu sendirian juga. Si Reshe-Reshe itu ke mana?" Pertanyaan itu hadir begitu langkahnya sudah mendekat, dan duduk tanpa izin di depan Nada.

"Dipanggil pak Wono," singkat Nada tanpa mengalihkan sedikit pun atensinya pada buku astronomi di tangan.

"Kamu punya cita-cita kerja di NASA, ya?"

"Memangnya kalau baca buku astronomi, aku harus kerja di sana?"

Denov menggaruk tengkuk, "ya ... enggak juga."

Melihat Nada sama sekali tidak mengangkat kepala untuk sekadar melihat ke arahnya, Denov tersenyum kecil. Dibanding marah, ia malah dibuat gemas dengan sikap gadis itu.

"Kamu lagi menghindar dari aku?"

Nada memilih membalik lembaran buku, ketimbang menjawab pertanyaan yang seharusnya sudah Denov ketahui jawabannya.

Denov menggigit bibir bawah, menahan keinginan untuk mencubit pipi Nada. "Kenapa menghindar? Apa aku buat kamu enggak nyaman?"

"Kelihatannya?"

Kepala itu manggut-manggut, sebelum tangan kanannya terulur, mengambil sebuah daun kering yang mendarat di puncak kepala Nada.

Pergerakan yang dihasilkan, rupanya membuat atensi Nada terusik, hingga akhirnya menoleh, pada lengan Denov yang berada dekat dengan pelipisnya.

"Saking fokusnya baca, kamu sampai enggak nyadar ada daun kering di rambut kamu."

Nada menatap daun itu sebentar, lalu kembali merunduk menatap si buku. Gadis itu benar-benar ingin membatasi percakapan dengan seorang Denov, teman lamanya sewaktu di Jerman.

"Nad, kalau kehadiran aku bikin kamu enggak nyaman, aku minta maaf. Aku cuman mau kita kayak dulu, yang enggak canggung kayak gini," pinta Denov dengan raut meredup.

Nada masih bergeming, Denov pun kembali meluncurkan kata demi kata. "Aku enggak tahu bagian mana dari diri aku yang bikin kamu sampai menjauh gini. Atau karena, sudah lebih dari satu tahun, aku baru kabari kamu?"

Firefly • completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang