Happy 1st Anniversary, SQUAD FII 🥳❤️
—
Q : tipe cowok/cewek idaman kalian? 🌚🌝—
H A P P Y
R E A D I N G! 🥳💙✨
"Sebejat-bejatnya gue jadi cowok yang bahkan sering dipanggil setan, gue enggak pernah jadiin cewek sebagai mainan, atau bahkan memperlakukan mereka seolah barang yang gampang dipindah tangan."
— Aresh
✨
Drap Drap Drap
Aresh tidak tahu, sudah berapa langkah yang ia ambil, untuk menyusuri satu mall besar ini, dari parkiran, hingga ke pusat permainan di lantai paling atas.
Baru selangkah memasuki arena, kedua pupil Aresh menggelap, sementara irisnya menyorot tajam, pada dua insan di dekat pembatas lantai berupa kaca itu.
Si laki-laki, yang tak lain dan tak bukan adalah Denov, nampak membisikkan sesuatu di telinga Nada. Jarak mereka begitu dekat, bahkan, sangat dekat di mata Aresh. Membuat kadar emosinya mulai merangkak naik, apalagi saat tangan itu menyentuh helaian rambut Nada yang tergerai.
Bangs*t! umpat Aresh dalam hati.
Dengan langkah cepat, Aresh memangkas jarak, dan mendorong Denov menjauh, hingga laki-laki itu terhuyung, hampir menabrak orang lain yang tengah melintas di belakangnya.
Melihat air muka Nada yang begitu pucat, jantung Aresh seolah berhenti sejenak. Ia sangat yakin, semua itu diakibatkan dari bisikan Denov yang masih menjadi tanda tanya di benaknya.
"Aresh?" lirih Nada, yang benar-benar terkejut dengan kedatangan Aresh di depannya saat ini.
"Lo dateng lebih cepet dari dugaan gue," kata lelaki yang tadi tubuhnya didorong Aresh.
"Lo mau cari mati sama gue?!" hardik Aresh dengan penuh tekanan. Kentara sekali bahwa pemuda itu tengah dikuasai oleh amarah.
Denov tertawa sambil mengibas tangan, "bukan, gue cuman mau main-main aja sama lo. Gue gabut soalnya."
Jawaban yang Denov berikan membuat tangan Aresh terkepal kuat, namun senyum miringnya tersungging. "Lo bawa-bawa cewek buat main sama gue?"
Aresh mendengus, meremehkan. "Itu bukan cowok sejati, Bro!"
Aresh tidak tahu saja, bahwa perkataan itu membuat harga diri Denov sedikit tercubit.
"Kalau lo mau main sama gue, ayo, sekarang! Satu lawan satu. Gue jabanin sampe mulut lo berbusa!"
Kaki tangan Nada merinding mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Aresh. Ia memang sering mendengar Aresh mengumpat, tapi ia masih belum terbiasa jika Aresh sudah mulai membentak, meski bukan ditujukan untuk dirinya.
Denov tersenyum lebar, "tenang aja, gue udah siapin permainan khusus buat lo. Dan gue harap lo bakalan suka. Tinggal tunggu aja tanggal mainnya."
Tanpa takut, meski mata Aresh sudah berkilat tajam, Denov kembali mendekati Nada, dan mengacak surai itu penuh perasaan dengan tangan kanannya.
"Jangan lupa sama yang aku bilang tadi, ya. Aku pulang dulu, Cantik!"
Nada sama sekali tak mau mengalihkan matanya pada Denov. Gadis itu terus merunduk, menatap kedua pasang sepatu putihnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/220786194-288-k891535.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Firefly • completed
Novela Juvenil#VERNANDOSERIES 4 👸🏻 Dalam hidup, Aresh tak pernah menyesali semua pilihan yang telah dipilihnya. Kalau pun salah memilih, ia pasti berusaha mengatasi. Tapi, semenjak hari di mana Nada tak sengaja menumpahkan jus alpukat untuk kesekian kali di jak...