Cie kaget dapet notif FF 😗
Part ini didedikasikan untuk seluruh pembaca Firefly, juga dipersembahkan atas rasa terima kasih kak Fi pada kalian yang sudah mendukung FF, sampai akhirnya bisa menyentuh viewers 1 juta 😭 makasih banyak ❤️
Oke, tanpa basa-basi lagi,
✨
Happy Reading!
✨
Cambridge, MA, United States.
2 tahun kemudian
07.35 am.
Kelopak mata itu terbuka, menampakkan mata elang yang bersembunyi semalaman, membiarkan si retina terpapar sinar matahari yang menelisik masuk ke celah gorden.
Aresh bangkit dan merenggangkan ototnya yang kaku, sebelum menyibak selimut dan berjalan ke jendela, membuka gorden itu lebar-lebar.
Dengan mata telanjang, Aresh mengamati pemandangan di bawah sana yang berdominan warna oranye, khas musim gugur, sebelum berbalik dan melangkah menuju kamar mandi.
Aresh bukan bangun kesiangan. Ia bahkan sudah bangun dari pukul tiga pagi untuk menyelesaikan tugas. Namun karena lelah hadir usai melaksanakan salat Subuh, ia pun memilih berehat sebentar, dari kesibukannya mengerjakan tugas kuliah.
Karena suhu yang rendah di luar sana, Aresh pun memakai sweater putih vanila, yang dibalut lagi dengan coat hitam sepanjang paha, celana jeans hitam, juga sepatu berwarna dasar putih dengan corak abu di beberapa titik.
Aresh mematut sekali lagi penampilannya di depan kaca, sembari memakai parfum favorit, sebelum kemudian meraih ponselnya di atas nakas.
Jarinya otomatis menekan satu kontak, menghubunginya tanpa ragu.
"Ya, Resh?" Aresh mendengar ringisan ketika suara Nada, sang kekasih, mulai terdengar di seberang sana.
Khawatir pun menggerogoti hatinya.
"Kamu sakit?"
"Biasa, hari pertama datang bulan."
"Udah dikompres air anget, perutnya?"
"Udah, kok, ini juga udah mendingan."
Aresh mengangguk, "aku ini mau ke sana. Tunggu bentar."
"Iya."
Begitu telfon terputus, Aresh menyakukan dompet, sebuah benda, beserta ponsel di saku mantel, sebelum keluar dari kamar apartemennya, yang langsung terkunci otomatis begitu tertutup.
Dan baru selangkah keluar dari gedung apartemen tempatnya tinggal, udara dingin langsung menyapa pemuda itu, membuatnya refleks memasukkan kedua tangan ke dalam saku mantel, dan mengembuskan napas, hingga menghasilkan kepulan berwarna putih bersih dari mulutnya.
Mereka memang tidak berada di satu gedung apartemen. Dan semua ini karena titah mutlak dari pria beranak dua, yang menyandang nama: Arjuna.
Sejak Arjuna menangkap basah Aresh yang nekat mencium bibir Nada sepulang acara prom, hubungan mereka seakan-akan selalu diawasi, termasuk di antaranya, tidak boleh tinggal di satu gedung apartemen yang sama.
Arjuna bahkan sengaja menempatkan Nada di apartemen khusus wanita, agar Aresh tidak bisa seenaknya mengunjungi sang adik.
Sayangnya, seberapa pun berat rintangan yang diberi, Aresh tetap jauh lebih cerdik dari Arjuna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Firefly • completed
Novela Juvenil#VERNANDOSERIES 4 👸🏻 Dalam hidup, Aresh tak pernah menyesali semua pilihan yang telah dipilihnya. Kalau pun salah memilih, ia pasti berusaha mengatasi. Tapi, semenjak hari di mana Nada tak sengaja menumpahkan jus alpukat untuk kesekian kali di jak...