Jadi, gimana sama rapor semester satunya? 👁️👅👁️
-
H A P P Y
R E A D I N G! 🥳🌸✨
"Dia mencoba mempermainkan kita, jadi, enggak ada salahnya, kan, kalau aku balik mempermainkan dia?"
— Nada
✨
Aresh terdiam selama beberapa detik, dengan rahang mengetat seiring waktu bertambah. Nada sendiri tak heran mengapa laki-laki itu berlaku demikian.
"Terus hubungannya sama si Denov?"
"Dia kakak angkatnya Denov."
Fakta mengejutkan apa lagi kali ini? Aresh mendadak seperti orang dungu yang tidak tahu apa-apa.
"Maksudnya kakak angkat?"
"Kedua orang tua kak Lanang udah meninggal sejak dia masih duduk di bangku kelas delapan, dan sampai sekarang, dia diasuh sama keluarga Denov, Zeafran."
Kening Aresh berkerut heran. "Udah meninggal?"
Kepala Nada miring ke kanan, dibarengi dengan kedipan mata. "Kamu enggak tahu? Bukannya kamu sama kak Lanang pernah jadi temen deket?"
Aresh menggeleng jujur. Ia sama sekali tidak tahu fakta yang satu itu. Seingatnya, dulu, Lanang datang dengan segala keceriaan. Mantan kakak kelasnya itu bahkan terlihat begitu dewasa dan berwibawa, walau umurnya masih terbilang sangat muda.
"Gini, biar lebih jelasnya, aku ceritain aja sesuai apa yang dikata Denov waktu itu."
Tak ada jawaban dari Aresh selain mengangguk singkat.
Nada menarik napas, bersiap untuk mengulang apa yang terjadi antara dirinya juga Denov tempo hari.
Dalam diam, Nada mengamati raut bahagia Denov yang tengah bermain bola basket. Sementara pikirannya justru sibuk berkelana, menerka maksud dari ucapan Denov yang membawa nama Aresh, juga Gisya.
"Kamu enggak mau ikut main? Seru, lho!" Suara Denov membuat Nada mengerjapkan mata, lalu menggeleng tak minat. Sejatinya, ia memang tidak mau menuruti laki-laki itu.
Poin keluar, Denov lalu menarik tangan Nada ke permainan penjepit boneka. Ia nampak begitu antusias, ingin sekali memberikan satu buah boneka hasil usahanya untuk Nada. Tetapi, nihil. Tidak ada satu boneka pun yang berhasil ia dapat.
"Udah, enggak usah dipaksa. Lagian aku lagi enggak suka boneka." Tentu saja Nada berdusta. Ia paling tidak bisa menolak sesuatu yang lucu, termasuk di antaranya adalah boneka.
Melihat Denov yang seolah tak mau mendengarnya, Nada pun memilih menyingkir, dan berdiri dengan memegangi besi pembatas lantai, yang menghubungkannya dengan kaca.
Nada termenung. Seharusnya, ia paksa tolak saja permintaan Denov tadi. Mungkin laki-laki itu hanya sedang menipunya dengan membawa nama Aresh dan Gisya, supaya ia mengiakan permintaan pemuda itu.
Meski bisa dikatakan, bahwa kemungkinannya sangat minim bagi seorang Aresh akan datang ke sini, Nada tetap merasa was-was. Hatinya tidak tenang. Ia takut kekasihnya itu salah paham, dan berujung dengan pertengkaran.
"Kamu enggak mau main satu pun? Saldonya pake punya aku, kok."
Nada mendengus dalam hati, saldo aku bahkan terus diisi kak Juna, dan enggak pernah dipake.
KAMU SEDANG MEMBACA
Firefly • completed
Novela Juvenil#VERNANDOSERIES 4 👸🏻 Dalam hidup, Aresh tak pernah menyesali semua pilihan yang telah dipilihnya. Kalau pun salah memilih, ia pasti berusaha mengatasi. Tapi, semenjak hari di mana Nada tak sengaja menumpahkan jus alpukat untuk kesekian kali di jak...