✨ firefly | 27

41K 6.2K 2.5K
                                        

Ready for NGE-GAS (bukan spam ×) challenge? 🌚
So....

H A P P Y
R E A D I N G! 🥳

“Kesalahan dari satu raga yang pernah terukir dulu, udah meruntuhkan sebuah hati yang menjanjikannya kebahagiaan utuh. Jadi, udah sepatutnya raga itu enggak kembali, mengaku masih menyukai, dan berdiri mencari celah di saat ada raga lain yang berhasil menghapus luka si hati.”

Firefly

"Don, kayunya gimana? Udah terkumpul?" Aresh yang tengah mengusap peluh di pelipis, menghampiri Doni dan bertanya.

Mengatur napas sejenak, Doni yang tengah memegang dahan pohon pinus menggeleng singkat. "Untuk sekali, cukup. Tapi kalau dua kali, gue ragu."

Terlihat di sana, Aresh menghela napas gusar. "Suruh anak-anak OSIS yang lagi enggak bertugas buat cari kayu di hutan. Sebanyak yang mereka bisa. Gue sendiri bakal nyusul setelah mastiin semua tenda udah jadi."

Kepala Doni mengangguk, "oke. Gue ke yang lain dulu."

Sekiranya langkah Doni sudah terbilang jauh, Aresh kemudian memutar tubuh, dan—

"Sh*t!" umpatnya karena terkejut, begitu berbalik dan menemukan keberadaan Nada di sana, yang berdiri sembari memasang senyum lugu.

"Aresh, ngomongnya dijaga. Meskipun tempat ini udah sering dikunjungi orang, bukan berarti kamu bebas bertutur tanpa menyaringnya." Penuturan Nada dihadiahi tatapan jengah dari sang empunya.

"Ngapain lo di sini?" alih Aresh seraya mengusap dada, masih berusaha mengatur rasa kejutnya.

"Lagi berdiri, hehe." Cengiran memuakkan itu kembali Aresh lihat untuk ke sekian kalinya.

Rautnya pun seketika memasam. "Bocah baru lahir aja tahu itu, Bego. Maksud gue, kenapa lo di sini?"

"Oh, itu, aku mau izin ambil kayu juga di hutan."

"Enggak usah."

"Lho, kenapa? Tugas aku bantu yang lain bangun tenda, kan, udah selesai."

"Ntar bisa-bisa ada drama lo nyasar segala. Pada akhirnya gue yang direpotin juga."

"Enggak akan nyasar! Karena aku udah hapal seluk beluk area hutan pinus di luar kepala. Jadi boleh, ya?" Nada mengedip lucu di akhir kata.

"Tetep eng—"

"Wah, dibolehin! Makasih banyak, Aresh!" potong Nada, sebelum mengacir pergi sambil terkikik geli.

"Gue belum jawab, Bego! Dasar ondel-ondel turunan jenglot! Kalau ada apa-apa gue enggak mau tanggung jawab, pokoknya!" Aresh mengomel panjang di tempat, yang dibalas juluran lidah oleh Nada, di jarak beberapa langkah darinya berdiri.

Menggoda Aresh, adalah keseruan tersendiri bagi Nada. Mungkin jika orang lain akan bergidik dan memilih menjauhkan diri dari auman emosi seorang Aresh, lain halnya dengan gadis itu, yang selalu beringsut mendekat, bahkan tertawa kerap kali sang empunya mengeluarkan kata-kata pedas.

"Nada mau ikutan cari kayu?" Fika yang berada di bibir hutan dan hendak masuk, melayangkan pertanyaan dengan kening berkerut.

"Iya, Fika juga?"

Kepala itu mengangguk, "iya, gue mau cari. Tapi, lo ... apa enggak sebaiknya istirahat aja? Dari tadi gue perhatiin, lo kayaknya udah sibuk banget bantu berdiriin tenda anak-anak. Pasti capek banget."

Firefly • completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang