✨ firefly | 01

98.3K 8.2K 1.4K
                                        

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu'alaikum semuanya!

Udah siapkah hati kalian untuk baca series Vernando yang terakhir? (Kok, sedih, ya)

Butuh waktu, memang, buat move on dari PB ke Firefly 😫
But I hope you'll enjoy this story till the end.

So, happy reading! ✨

°×•

“Lo memang pinter di soal akademi, tapi bego di soal hati.”

Aresh

Nada tidak tahu apa kesalahannya hari ini. Padahal, ia baru saja masuk ke ruangan OSIS, di mana hanya ada lima orang—terdiri dari ketua, wakil, sekretaris, dan bendahara satu serta dua—yang duduk dengan kertas di tangan masing-masing.

Namun, tatapan Aresh di kursi utama sana begitu tajam, seolah ingin mengulitinya hidup-hidup.

"Kenapa? Ada yang salah sama aku?" Nada bergerak maju, usai menutup pintu.

Keempat anggota menatap satu sama lain. Ada yang melempar raut kasihan, juga takut di satu waktu.

"Lo gila?" desis Aresh, kedua matanya bahkan menatap lurus manik Nada. Namun sedetik kemudian, ia menghela napas seraya memijat pangkal hidung. "Ah, enggak. Lo memang gila."

Nada mengerjap, "selama satu tahun ini, kamu udah sering bilang aku gila."

Tanpa takut untuk mengambil tempat di kursi terdepan, Nada memangku dagu dengan tangan kiri. "Sekarang, kegilaan apa yang udah aku lakukan, sampai kamu mendesis kayak ular kobra?"

Aresh melirik tak suka kerap kali Nada menyebutnya ular kobra. "Sebut itu lagi, gue keluarin lo dari seksi acara."

Ya, itulah jabatan seorang Thealora Nada Vernando di organisasi siswa intra sekolah. Meski hanya sebagai seksi acara, tugas Nada sangat penting bilamana ada acara yang akan dilangsungkan.

Ide dan otak gadis cantik itu, adalah alasan mengapa semua anggota juga pembina OSIS setuju menempatkannya di bagian seksi acara.

"Selain suka bilang gila, kamu juga suka ngancam aku itu. Tapi nyatanya," Nada bersedekap, pun, bibirnya menyungging lucu, "aku masih ada di OSIS, kan, jadi bawahan kamu."

Cayson Aresh Haditama, bukanlah tipikal orang yang gemar bermain-main dengan ucapannya. Termasuk, ketika dia mengancam akan mengeluarkan Nada dari keanggotaan OSIS.

Namun sebagai ketua, Aresh tak bisa mengatur anggota sesuka hati. Perlu masukan, juga musyawarah, untuk menentukan suatu keputusan.

Begitu pun mengenai niatnya yang akan mengeluarkan Nada, makhluk menyebalkan yang selalu membuat darahnya mendidih di setiap pertemuan, juga senyum lebarnya yang mematri nan memuakkan. Ia tidak bisa melaksanakan keinginan itu, saat tahu seluruh anggota memegang erat kedudukan Nada di OSIS.

Entah apa yang Nada taburkan di mata mereka, hingga pujian juga binar bahagialah yang senantiasa datang membanjiri gadis itu.

Aresh sampai dibuat heran akannya.

Oke, katakanlah, Nada memiliki paras ayu, bahkan laki-laki dari semua tingkatan pun mendekatinya tanpa ragu.

Otak cerdas dan nilai IQ yang melambung tinggi, pun, juga dia miliki, terbukti dari catatan prestasinya yang seakan tak ada henti.

Firefly • completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang