Ekhem, Ekhem, gue mau pantun 😗
Ada notif Firefly langsung di buka,
Bacanya sambil peluk guling.
Kalian di sana apa kabarnya?
Semoga sehat dan,
H A P P Y
R E A D I N G! 🌚🌝
✨
“Aku selalu berharap bisa punya pangeran harmonis dan penuh kejutan kayak kak Juna, sempurna dan perhatian kayak kak Rama, atau yang murah senyum kayak kak Moka. Tapi, aku malah dipertemukannya sama setan dalam wujud manusia, yang punya nama Cayson Aresh Haditama.”
— Nada
✨
"Tapi, Resh, selama ini kan, aku belum pernah pacaran. Sedangkan kamu udah pernah sebelumnya. Jadi, kasih tahu aku dong, apa yang harus aku lakuin di hari pertama jadi pacar kamu?" tanya Nada di sela perjalanan mereka kembali ke perkemahan.
"Enggak usah ngapa-ngapain, cukup jadi diri lo sendiri. Jangan karena berbeda status, sifat lo juga ikutan beda." Aresh yang berjalan dua langkah lebih dulu bertutur.
Nada merunduk sambil tersenyum, "gitu?"
"Hm." Kepala itu lalu menoleh ke belakang, mendekatkan tungkai sebelum kemudian meraih tangan Nada, menggenggamnya erat. "Ondel-ondel aja bisa jalan cepet, masa lo mau bermutasi jadi keong?"
Nada cemberut. "Masa aku disamain sama keong? Enggak sama Lona aja? Kan, dia imut lucu gemesin gitu kayak aku."
Aresh melirik sinis, "enggak usah ngarep. Udah gue miripin sama jenglot, harusnya lo bersyukur."
"Apanya yang harus disyukuri kalau dimiripinnya sama jenglot, Aresh? Kamu ada-ada aja, deh."
Di tengah perjalanan, manik Nada yang tengah menyapu sekeliling, tak sengaja menemukan padang rumput di balik hutan pinus yang kini tengah dilewatinya.
"Aresh, ke sana dulu, yuk! Aku penasaran," pinta Nada dengan menggerakkan tangan Aresh, yang masih setia menggenggam hangat tangan kirinya.
Sorot Aresh mengikuti ke mana jari Nada menunjuk. Namun belum juga ia menjawab, Nada sudah terlebih dulu menarik tangannya, sehingga ia hanya bisa pasrah mengikuti ke mana perginya gadis yang baru sepuluh menit resmi menjadi pacarnya itu.
"Wah, bagusnya!" Nada terperangah dengan apa yang ia lihat di depan matanya saat ini. Karena itu ia meraih ponsel yang bersemayam di balik saku jeans hitam, lalu memotret pemandangan yang ada.
Saking semangatnya, Nada sampai jatuh terduduk, yang detik itu pula diabadikan Aresh lewat ponsel pintarnya.
"Kamu ngapain? Jangan-jangan, yang tadi aku jatuh, kamu foto, ya?" Nada menatap curiga pada Aresh, sebelum bangkit dan berjalan mendekat pada laki-laki itu.
Aresh mengangguk enteng, lalu menunjukkan hasil foto itu pada Nada. "Emang gue foto, nih."
"Enggak kelihatan habis jatuh, ternyata. Enggak apa-apa, deh, kalau kamu simpen."
"Kalau gue upload di instagram?" tawar Aresh.
Nada memiringkan kepalanya ke kiri, "boleh, tapi aku juga mau upload foto kamu. Biar impas."
Aresh mengangguk, lalu duduk di atas rumput dan bergaya seadanya. "Ayo, difoto."
Nada tersenyum, lalu mulai mengambil foto lewat kamera ponselnya. Di sela akan diabadikan, manik Nada tertuju pada bunga berwarna kuning yang terletak di sekitar Aresh duduk. Karena rasa tertarik yang menggebu, Nada pun mengambilnya, lalu, ia pasangkan di lekukan telinga Aresh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Firefly • completed
Подростковая литература#VERNANDOSERIES 4 👸🏻 Dalam hidup, Aresh tak pernah menyesali semua pilihan yang telah dipilihnya. Kalau pun salah memilih, ia pasti berusaha mengatasi. Tapi, semenjak hari di mana Nada tak sengaja menumpahkan jus alpukat untuk kesekian kali di jak...
