Minggu ini kak Fi hanya mampu up 1 kali, karena dari kemarim harus jaga mamah di rumah sakit. Tapi alhamdulillah, beliau udah boleh pulang. Makasih atas semua doa yang kalian haturkan untuk beliau di DM instagram dari kemarin lusa 🤍
Ilysm 🥰❤️
Sebelumnya, maaf kalau ada typo yang mengganggu 😭🙏🏻
Oke,
H A P P Y
R E A D I N G! 🥳❤️
✨
Tidak perlu mengulik latar belakang, jika mau berteman. Karena tiap orang, punya privasi yang enggak seharunya kita pecahkan.
— Firefly
✨
Pelantikan ketua OSIS yang baru, berjalan dengan tertib, tanpa ada gangguan yang tidak mengenakan selama acara berlangsung. Dan selama itu pula, Aresh hanya diam. Terkadang menyahut singkat pada orang-orang yang melayangkan pertanyaan padanya.
Meski pada Nada masih sedikit menyungging senyum, Nada sendiri paham bahwa laki-laki itu sedang dalam kondisi hati yang tidak baik. Menjadi ketua OSIS selama periode satu tahun sepertinya begitu berarti bagi seorang Cayson Aresh Haditama, hingga melepas pun rasanya berat.
"Mau ke kantin sebentar?"
Aresh menggeleng, menolak ajakan Nada. Ia sebenarnya bukan galau karena gelar ketua OSIS-nya dicabut. Melainkan lelah, karena semalaman ia sudah menggunakan hampir seluruh jam malamnya untuk mencari informasi tentang daftar perusahaan yang dicurigai.
Namun, hasilnya nihil. Informasi mereka terlalu sulit untuk Aresh korek. Hanya sebatas informasi seadanya, yang banyak tersebar di internet. Sehingga Aresh merasa semua usahanya hanya berujung sia-sia, karena tak menemukan sedikit pun informasi tambahan dari pencariannya selama berjam-jam.
"Are you, okay?" Aresh terus melamun, itu mengapa Nada bertanya.
Tak ada respons dari si lawan bicara, Nada yang duduk di hadapan Aresh pun kini mengamati dengan baik wajah tampan itu. Dan Nada baru menyadari, ada gurat lelah dari cara Aresh memasang raut.
Aresh kenapa, ya? Batin Nada bertanya-tanya.
Nada memandang sekali lagi wajah itu, sebelum bangkit dan mendekat, seraya mengulurkan jari jemarinya, memijat pelipis Aresh dari belakang.
Aresh memang sempat terkejut dengan perlakuan Nada, namun begitu si kepala menoleh dan melihat si pelaku yang tengah memijat pelipisnya dengan senyum lugu, lega mendominasi hati.
"Kamu ditanyain ngelamun mulu. Apa kamu lagi ada masalah? Kalau mau cerita, cerita aja, Resh. Kedua telinga aku siap buat dengerin suara kamu, kok, jadi jangan dipendem sendiri, ya?"
Aresh mendengus geli mendengar cara bicara Nada yang terkesan begitu lucu, layaknya anak kecil yang tengah menceritakan kesehariannya pada sang ibu.
Menempatkan kedua tangan di pelipis, Aresh menghentikan pergerakan tangan Nada, dan memutar kursi hingga mereka saling berhadapan.
"Coba lo tebak, apa yang lagi gue pikirin?"
Jari telunjuk itu mengetuk dagu beberapa kali. "Hm ... mungkin karena kamu udah bukan ketua OSIS lagi?"
Kepalanya dengan santai menggeleng. "Salah."
Air muka Nada terheran-heran. "Terus yang bener, apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Firefly • completed
Подростковая литература#VERNANDOSERIES 4 👸🏻 Dalam hidup, Aresh tak pernah menyesali semua pilihan yang telah dipilihnya. Kalau pun salah memilih, ia pasti berusaha mengatasi. Tapi, semenjak hari di mana Nada tak sengaja menumpahkan jus alpukat untuk kesekian kali di jak...
