✨ firefly | 36

31.3K 4.6K 992
                                    

⚠️ : Belum direvisi 😵 maaf apabila ada typo yang mengganggu ya 🙏

⚠️ : Belum direvisi 😵 maaf apabila ada typo yang mengganggu ya 🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue enggak suka aja kalau ada orang yang ganggu milik gue."

- Aresh

"Kenapa lo jadi sering mampir ke sini?" Arjuna melontar kata protes begitu melihat kedatangan sosok Aresh di ambang pintu rumah keluarga Vernando, di pukul setengah delapan malam ini.

"Karena ... pengin aja."

Kedua tangan Arjuna terlipat di depan dada. "Terus sekarang mau ngapain?"

"Mau numpang boker. Ya mau belajar, Bang."

Arjuna yang kala itu mengenakan setelan kasual berupa celana selutut dan kaus oblong berwarna putih, bersedekap dengan manik emosi.

"Lo enggak mampu bayar buat les bimbel? Sampe belajar aja ngemis di adek gue," ketus Arjuna, yang mungkin jika bukan Aresh lawannya, akan langsung merasa tersinggung detik itu juga.

Untung saja laki-laki yang kini tengah berdiri dihadapannya adalah Aresh, si manusia tahan makian, meski terdengar sesarkas apapun di telinga juga hati.

"Bukan enggak mampu, Bang. Tapi karena di bimbel enggak ada Nada."

"Dasar bucin."

"Pernah muda kan, Bang?"

"Ya iyalah, pake tanya. Masa gue baru lahir langsung kerja?"

"Pernah pacaran waktu SMA?"

Arjuna mengangguk, "bahkan sampai gue bawa ke pelaminan."

"Kalau pernah pacaran, berarti Abang pernah dong, ngapelin pacar ke rumahnya?"

"Ya, jelas, wajib itu!"

"Kalau semisal Abang mau ngapelin pacar, terus ada orang yang marah-marah enggak jelas sama Abang, rasanya mau Abang apain itu orang?"

"Pengin gue maki, gue pukul kepalanya pake panci, gue sumpah serapahin sampe mampus!"

Jawaban Arjuna membuat Aresh tersenyum miring. "Nah, itu juga yang gue pengin lakuin sekarang, Bang."

Mulut Arjuna terbungkam. "Lo barusan ngejebak gue?"

Aresh hanya mengangkat turunkan kedua bahunya sebagai jawaban.

"Aresh udah dateng? Kok enggak langsung masuk?" Suara yang sudah Aresh rindukan-ralat, tunggu sedari tadi akhirnya mengisi indra pendengar.

"Penunggu pintu rumah lo yang enggak izinin gue masuk."

Arjuna kembali melayangkan tatapan murka pada wajah Aresh. "Lo pikir gue setan?!"

Firefly • completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang