✨ firefly | 22

42K 6.3K 1.9K
                                        

“Setiap manusia, pasti akan kembali kepada-Nya, begitu pun dengan kita. Semua itu mengenai waktu saja, kapan saatnya akan diberhentikan oleh Sang Pencipta.”

— Nada

Pagi ini, perasaan Nada terasa hambar.

Entah karena ujian sudah dinyatakan selesai, sehingga jadwal dilonggarkan,  atau mungkin, karena bangku yang biasa disinggahi sosok menyebalkan bernama Aresh itu mendadak kosong melompong hari ini?

Rasa penasaran pun hinggap di hati Nada. Mengingat absennya seorang Aresh bisa dikatakan sangat jarang terjadi.

"Apa aku tanya kak Rasha aja, ya?" pikir Nada sebelum meraih ponselnya di saku rok, dan mencari nomor Rasha untuk ia hubungi.

"Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi. Coba lah beberapa saat lagi."

Nada menghela napas, lalu mencoba lagi hingga lima kali. Namun, tetap saja tidak bisa. Hal itu berlaku juga pada nomor Aresh. Karena itulah ia bangkit dari bangkunya, hingga membuat Fika, Arsya, dan Brian yang tengah duduk mengernyitkan dahi.

"Mau ke mana, Nad?" tanya Fika.

"Mau ke kelasnya kak Rasha, Fika."

Kerutan di dahi Fika semakin terlihat jelas, "kak Rasha? Lo deket sama dia?"

Nada menyengir, "iya. Kalau gitu aku ke sana dulu, ya?"

Fika mengangguk, "iya, Nad."

Masih mempertahankan kerutan itu, Fika menoleh pada Arsya, sementara Nada melenggang pergi ke tempat yang dituju.

"Sejak kapan Nada sama kak Rasha deket?"

Brian mengendikkan bahu sementara Arsya tersenyum tipis, lalu membatin, karena kak Rasha itu kakak kembarnya Aresh, Fika.

Sementara di sana, Nada yang menaiki tangga menuju lantai tiga, di mana ruang kelas dua belas berada, berjalan dengan penuh kekhawatiran. 

Tiba di kelas XII IPA 2—kelas di mana Rasha menimba ilmu—, Nada yang berada di ambang pintu mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kelas. Namun, hasilnya nihil. Rasha tidak ditemukan keberadaannya di sana.

Lagi, Nada menghela napas. Dua manusia kembar itu seolah menghilang tanpa jejak bak ditelan bumi.

Lalu, ke mana Nada harus mencari?

Berbalik hendak kembali ke ruang OSIS, Nada yang sudah berjalan sampai tangga malah bertemu dengan Moka dengan beberapa buku di tangan kanan laki-laki itu.

"Nada?" tanya Moka untuk memastikan ia tak salah orang.

Merasa terpanggil, Nada mengembangkan senyum manis. "Hai, Kak."

Senyuman Nada membuat Moka menarik senyum pula, "tumben gue lihat lo di lantai tiga. Kalau boleh tahu, ada apa?"

"Oh, itu, aku habis ke kelas dua belas IPA dua, mau cari kak Rasha. Tapi dia enggak ada."

"Jelas enggak ada, soalnya Rasha izin enggak masuk hari ini. Ada perlu katanya."

Mulut Nada terbuka membentuk huruf 'O' sambil mengangguk-anggukan kepala. "Aresh juga izin enggak masuk kata temen-temen satu kelasnya. Kira-kira mereka ada apa, ya, Kak?"

"Entah, mungkin masalah keluarga? Bisa jadi mereka lagi pergi ke mana, gitu?"

"Iya, juga, sih."

Moka memperhatikan raut Nada yang tak biasa. Gadis itu seakan terlihat ... gelisah?

"Lo khawatir sama dua-duanya? Atau cuman sama Aresh?"

Firefly • completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang