✨
“Lo boleh banyak yang suka, tapi yang disukai Nada, kan, cuman gue orangnya.”
— Aresh
✨
"Hari ini kamu baik-baik aja?"
Nada bertanya pada Rian, yang tengah bertopang dagu di bangku kelasnya. Ya, Rian dan Nada berada di kelas yang berbeda. Ini pertama kalinya mereka terpisah sejak kelas sepuluh.
Rian menghela napas gusar, "enggak terlalu."
"Gara-gara anxiety?"
Senyum lembut Rian tersungging kala menemukan raut khawatir dari Nada. "Bukan, karena faktor lain."
Kepala Nada miring ke kiri. "Apa karena ... kamu ditolak kak Rasha?"
Dahi Rian mengernyit. "Kenapa kamu langsung mikir Rasha?"
Nada yang duduk di depan Rian menepuk pipi laki-laki itu dua kali. "Muka kamu yang bilang."
Rian menghela napas, sebelum meraih kedua tangan Nada yang berada di pipinya untuk ia genggam di atas meja. Jika orang asing yang tidak tahu mereka bersaudara, mungkin sudah menduga, bahwa mereka ini sepasang kekasih yang tengah dimabuk cinta.
"Bukan karena ditolak," Kepala Rian menggeleng, "aku cuman lagi mikirin tingkah dia aja."
Nada tersenyum menggoda, "memangnya, kenapa sama tingkah kak Rasha? Apa yang bikin Rian jadi kepikiran sampai sekarang?
"Tadi malem, biasanya, kalau ngobrol di chat, dia cenderung cerewet dan enggak basa-basi. Tapi semalem, tiba-tiba aja dia jawabnya singkat-singkat. Kayak, ya, enggak, hm, emot doang, bahkan sampai just read."
Melihat Rian yang tengah dilanda frustrasi membuat hati Nada turut merasakan keresahan itu. "Udah coba tanya belum, kak Rasha lagi kenapa?"
"Udah, dan dia bilangnya, enggak apa-apa. Tipikal cewek kalau lagi marah, kan?"
Nada mengangguk, mengiakan. Pasalnya, mayoritas perempuan memang begitu. Menjadikan kata 'enggak apa-apa' untuk menutupi isi hatinya.
"Tapi masalahnya, aku sendiri enggak tahu dia marah kenapa." Rian menunduk mengamati jarinya yang terpaut pada jemari Nada.
Nada ingin sekali membantu memulihkan permasalahan mereka. Namun usai dipikir dua kali, sepertinya masalah mereka biarlah mereka yang mengatasi. Mengingat persoalan Denov saja sudah membuat Nada pusing tujuh keliling, apalagi jika ia tambahi dengan masalah kedua orang itu?
"Pagi, Rian."
Suara lembut dari seorang gadis, menyapa Rian dengan senyuman lebar.
Rian membalas dengan senyum simpul, "pagi juga, Sya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Firefly • completed
Fiksi Remaja#VERNANDOSERIES 4 👸🏻 Dalam hidup, Aresh tak pernah menyesali semua pilihan yang telah dipilihnya. Kalau pun salah memilih, ia pasti berusaha mengatasi. Tapi, semenjak hari di mana Nada tak sengaja menumpahkan jus alpukat untuk kesekian kali di jak...