Belum dicek ulang, maaf banget kalau ada typo 🙏😭
Oke,
H A P P Y
R E A D I N G! 🥳
✨
“Enggak apa-apa pola pikir lo baru sampai di kerajaan Majapahit. Seenggaknya, lo punya kecerdasan akademik yang udah sampai abad ke-22, setara sama Doraemon.”
— Aresh
✨
Hari keempat ujian, giliran materi bahasa Indonesia dan Fisika lah yang akan diujikan.
Karenanya, pagi ini Aresh lebih santai ketimbang tiga hari kemarin. Ia bahkan bisa menyempatkan diri untuk mengelola sahamnya sembari duduk menyender di kursi singgahan, di dalam ruang OSIS.
Aresh pikir, ruangan ini tidak akan dikunjungi selain dirinya. Namun begitu sosok Nada yang datang dengan mengenakan barang-barang serba kuning—seragam GUSTAV, pita rambut, outer, juga jam tangan yang melingkar apik di tangan kiri—, helaan napasnya pun hadir begitu saja.
"Pagi, Aresh!" sapa Nada dengan riangnya, namun di sana, Aresh malah memutar bola mata seakan sapaan tadi terbawa angin entah ke mana.
"Aresh main saham lagi? Enggak belajar?" Nada bertanya sembari mengintip sedikit apa yang sedang Aresh buka di ponselnya.
Melihat posisi Nada yang semakin dekat, Aresh segera menelungkupkan ponselnya, dan melayangkan tatapan datar pada Nada.
"Lo bisa, enggak? Sehari aja, enggak usah kepoin hidup gue?"
Nada mendudukkan dirinya di bangku, lalu membalas tatapan Aresh dengan mata mengedip beberapa kali. "Bukannya enggak bisa, tapi aku takut kamu nanti kangen. Hehe. Aku baik, kan?"
Aresh akan meluapkan kekesalan, namun gerakan Nada yang meraih ponsel karena adanya sebuah panggilan, sukses membuat niatan itu batal.
Begitu ponselnya berhasil didapat, Nada mengernyit melihat sederet nomor yang tertera di layar.
+49? Bukannya itu kode telfon negara Jerman? batin Nada terheran-heran.
Karena penasaran, Nada pun lantas mengangkatnya.
"Guten morgen, Meine Liebe," sapa orang di seberang sana. Dari suaranya, Nada menangkap bahwa orang itu adalah laki-laki. Tapi ... siapa? *Selamat pagi, Sayangku
"Wer bist du?" *Siapa ini?
Pertanyaan Nada yang menggunakan bahasa Jerman, membuat tubuh Aresh menegak, sementara bola matanya tersemat pada raut Nada yang kentara sekali tengah dirundung kebingungan.
"Udah lama enggak ketemu, kamu jadi lupa sama aku?"
Nada semakin dibuat penasaran karena kini orang itu menggunakan bahasa Indonesia yang begitu fasih.
"Maaf kalau aku lancang, tapi aku bener-bener enggak tahu kamu itu siapa." Nada sempat menoleh sejenak pada Aresh, yang masih memaku tatapan itu padanya.
Nada mendengar si pemanggil sedang tertawa.
"Aku Denov, Nada. Did you remember me?"
Nada terdiam membisu beberapa detik, sebelum pupilnya melebar. "Ini beneran Denov?! Tentu aja aku inget!"
Denov? Aresh mengulang nama si pemanggil yang tadi disebutkan Nada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Firefly • completed
Teen Fiction#VERNANDOSERIES 4 👸🏻 Dalam hidup, Aresh tak pernah menyesali semua pilihan yang telah dipilihnya. Kalau pun salah memilih, ia pasti berusaha mengatasi. Tapi, semenjak hari di mana Nada tak sengaja menumpahkan jus alpukat untuk kesekian kali di jak...
