Q : akhir-akhir ini kalian lagi suka cerita genre apa? 📚🤔
—
H A P P Y
R E A D I N G! 🥳❤️
✨
“Dengan jadi diri kamu apa adanya, kamu udah menunjukkan bahwa cinta yang kamu beri itu nyata, bukan karena gimik semata.”
— Nada
✨
Sudah terbilang cukup lama, Aresh tidak mengunjungi sirkuit balapan mobil dan bersenda gurau bersama kawan-kawannya di sana. Kesibukan OSIS rupanya berhasil menyita hampir 70% dari total waktu, sehingga untuk pergi bersantai pun jarang Aresh lakukan. Namun tak apa, justru karena itulah, ia bisa menyurutkan cita-citanya untuk menjadi seorang pembalap, seperti keinginan mendiang sang ayah sebelum berpulang.
Memendam rindu itu tidak enak. Karenanya Aresh sengaja mengosongkan jadwal di hari Sabtu, guna datang ke sirkuit, dengan mengajak Nada. Ia bukan hanya ingin memperkenalkan gadis itu pada kawan akrabnya, namun supaya Nada juga mengetahui lebih dalam tentang dirinya, yang begitu menyukai balapan.
Melangkah semakin masuk, Aresh yang posisinya tengah menggandeng tangan kanan Nada membawa gadis itu ke tribun penonton, di mana ada banyak laki-laki remaja yang duduk santai di sana.
"Si sombong dateng-dateng langsung bawa gandengan."
Aresh sontak tertawa kala suara Bara terdengar sampai ke telinga. Laki-laki itu adalah orang pertama yang melihat kehadiran mereka.
"Hai cantik, boleh kenalan, enggak? Atau, mau jadi pacar abang aja dari pada sama Aresh?"
Suara laki-laki yang duduk di sebelah Bara menaikturunkan alisnya pada Nada. Dia adalah Dean, salah satu dari empat anak kuliahan di sana, yang paling sering mencetak penghargaan: pacar terbanyak di kampus.
"Goda dia sekali lagi, alis Sinchan lo gue cukur habis setelah ini, Bang," ancam Aresh tak main-main.
Bola mata Dean terputar luwes, "yaelah, posesif amat lo jadi cowok."
"Gini deh, kalau pacar lo enggak boleh, kakak kembar lo, si Rasha, aja, gimana?" Pertanyaan Dean membuat Ethan mendengus tak heran dengan sahabat karibnya itu.
Aresh duduk di sebelah kanan Bara, diikuti Nada yang sesekali memasang senyum canggung. "Pawangnya bisa ngamuk ke gue, ntar."
"Lah, Rasha udah punya pacar?"
"Belum. Masih kucing-kucingan kek anak SD."
Dean mengangguk-angguk, "ya bagus, dong, kalau gitu. Artinya gue masih bisa embat dia."
"Percuma, Bang. Dia enggak bakalan mau. Sifat busuk lo udah terlalu mendarah daging, soalnya. Gue rasa cuman kak Ody aja yang masih betah sahabatan sama makhluk kayak lo."
Ethan tertawa, diikuti Bara, juga Arleo, seorang laki-laki tampan—ah tidak, semuanya bahkan terlihat tampan di mata Nada. Terlebih lagi Ethan, yang membuatnya betah lama-lama memandangi wajah damai laki-laki itu. Sangat kontras dengan Kean, manusia super dingin di sebelah Arleo, yang hanya mendengus, nampak tak tertarik.
"Resh, pacar cantik lo ketahuan ngagumin muka Ethan, tuh," tutur Dean yang sudah memasang wajah tengilnya.
Merasa tersindir, Nada mengerjap dan langsung mengalihkan matanya pada Aresh, seraya menggeleng lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Firefly • completed
Подростковая литература#VERNANDOSERIES 4 👸🏻 Dalam hidup, Aresh tak pernah menyesali semua pilihan yang telah dipilihnya. Kalau pun salah memilih, ia pasti berusaha mengatasi. Tapi, semenjak hari di mana Nada tak sengaja menumpahkan jus alpukat untuk kesekian kali di jak...
