Nge-gas challenge dua chapter sebelumnya ternyata masih belum cukup, 😂 yaudah, kakak adain lagi, kalau gitu, skuy, lah, kita mulai aja! 😎
(Maaf bila ada typo ya)
Oke,
H A P P Y
R E A D I N G! 🥳
✨
“Matahari pasti akan bersinar usai diterpa kelabu. Jadi untuk apa kita mengepung diri dalam sendu? Sementara di balik hati yang sedang pilu, pasti ada banyak hal baik yang tengah menunggu.”
— Nada
✨
Usai kemarin lusa bertanya: apakah Nada ingin move on pada Aresh, laki-laki itu seolah menghindar setiap kali bertemu Nada. Sudah menginjak hari Senin di mana ujian tengah semester akan dimulai satu jam lagi pun, tak ada yang berubah.
Nada bingung, mungkinkah tanggapan dirinya yang hanya diam membatu, membuat Aresh marah?
Tapi, Nada bahkan sama sekali tidak mengeluarkan jawaban satu kata pun. Apa iya, Aresh dengan mudahnya marah hanya karena hal itu?
Namun semua pertanyaan yang hadir mewarnai isi otaknya, dengan mudahnya buyar begitu sebuah kabar datang menghantam telinga Nada.
Dita kembali.
Kedatangan Dita pagi ini, membuat semua anggota OSIS mengucap syukur secara serempak. Pun, dengan Nada. Dan itu artinya, jabatan Nada sebagai sekretaris sementara tidak lama akan dicabut hari ini juga.
Sedih, pasti. Nada sudah terlanjur suka, meski jadwalnya lebih sibuk dari yang ia duga. Namun mau bagaimana lagi? Dita lebih berhak atas jabatan itu ketimbang Nada.
"Selamat datang kembali." Suara Aresh yang menyambut kedatangan Dita mengusik indera pendengar Nada.
Dita tersenyum lebar mendapat sambutan hangat dari Aresh. "Makasih, Resh."
Nada melihat Aresh menarik senyum tipis. Meski hampir tidak terlihat, namun Nada dapat merasakan bahwa penyambutan Aresh untuk Dita tadi benar-benar tulus dari hati.
Kala kepala Aresh menoleh, manik mereka tidak sengaja bertubrukan, lalu membisu di tempat masing-masing, hingga Dita yang berdiri dekat laki-laki itu bisa menangkap sinyal tak biasa yang terjadi di antara keduanya.
Mereka kenapa jadi canggung? Dita membatin bingung.
Tatapan itu terputus karena panggilan Doni pada Nada, yang membuat kepala gadis itu menoleh ke samping kanan, di mana Doni sudah berdiri di sana saat ini.
"Kenapa Doni?"
"Ajarin gue Biologi bentar, boleh? Mumpung masih ada waktu buat belajar."
Nada mengangguk, lalu mulai mengajari Doni bab yang dipertanyakan laki-laki itu.
Jarak Doni dan Nada ketika belajar begitu dekat, sesekali juga bibir keduanya tersenyum kala kedua mata mereka bertubrukan di beberapa waktu. Tanpa menyadari, bahwa di sana, ada sepasang mata elang yang menatap keduanya lekat-lekat.
"Nad, kalau dilihat dari dekat, lo makin cantik, ya. Apalagi kalau sambil jelasin pelajaran gini," tutur Doni sambil mengamati wajah Nada dengan bertopang dagu, juga senyuman manis yang terukir sempurna di bibir itu.
Bel masuk tanda ujian akan dimulai setengah jam lagi berbunyi, membuat Aresh, si pemilik tatapan tajam itu memasukkan kedua tangannya ke saku celana abu, sebelum berjalan mendekat, lalu dengan sengaja menabrakkan sisi kanan tubuhnya pada bangku yang tengah Doni dudukkan, hingga topangan dagu itu terlepas begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Firefly • completed
Подростковая литература#VERNANDOSERIES 4 👸🏻 Dalam hidup, Aresh tak pernah menyesali semua pilihan yang telah dipilihnya. Kalau pun salah memilih, ia pasti berusaha mengatasi. Tapi, semenjak hari di mana Nada tak sengaja menumpahkan jus alpukat untuk kesekian kali di jak...
